Rupiah Tertekan, Pemerintah Malah Terkesan Panik dan Membuat Kegaduhan Baru

Rupiah Tertekan, Pemerintah Malah Terkesan Panik dan Membuat Kegaduhan Baru

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Pemerintah dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kian melemah. Saat ini rupiah sudah menyentuh angka Rp 15.002 per dolar AS.

Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan menegaskan tekanan atas nilai tukar rupiah itu paling utama disebabkan oleh kebijakan ekonomi pemerintah yang kurang realistis. Kebijakan tersebut menimbulkan defisit neraca perdagangan dan defisit anggaran.

"Rupiah tertekan karena salah kebijakan," tegasnya dalam keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/9).

Ketua DPP Partai Gerindra ini mengungkapkan, kebijakan pemerintah yang salah itu terbukti dengan adanya defisit neraca berjalan yang sudah mencapai 8 miliar dolar AS bulan Juli lalu. 

Selain itu, utang juga telah mencapai 34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), subsidi BBM yang semakin tinggi, membanjirnya barang impor, pembiayaan infrastruktur dalam mata uang asing, dan defisit APBN yang dibiayai oleh utang, termasuk dalam mata uang asing.

Hal itu, lanjutnya, diperparah dengan maraknya impor pangan dan rencana kebijakan pemerintah menaikkan pajak penghasilan (PPh) atas 900 barang konsumsi impor. Kondisi tersebut, menurut Heri, bisa diartikan sebagai respons terhadap makin menipisnya cadangan devisa dan defisit transaksi berjalan.

"Itu juga mempertegas bahwa memang masalah mendasar pelemahan rupiah kita karena pengelolaan internal yang belum baik, rencana kebijakan ini malah terkesan panik dan membuat kegaduhan baru," kata dia.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita