Rupiah Dekati Level Krismon, BI Diproyeksi Kembali Naikkan Suku Bunga

Rupiah Dekati Level Krismon, BI Diproyeksi Kembali Naikkan Suku Bunga

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Rupiah merosot ke level terendah terhadap dolar Amerika Serikat, sejak krisis keuangan Asia 1998, di tengah ketegangan dagang yang memburuk. Aksi jual brutal Lira Turki dan Peso Argentina, dinilai juga sangat berperan pada depresiasi drastis rupiah. 

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa 4 September 2018, rupiah per dolar AS dibanderol Rp14.840. Menguat dibanding perdagangan kemarin, yang dibanderol rata-rata antar bank senilai Rp14.767 per dolar AS.  

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed mengungkapkan, gejolak di Turki dan Argentina, memicu ketidakpastian, sehingga mata uang pasar berkembang dapat semakin melemah.

Walaupun Bank Indonesia menyatakan mengintervensi pasar valas dan pasar obligasi, tekanan eksternal dalam bentuk ekspektasi kenaikan suku bunga AS, dapat terus memperburuk situasi bagi rupiah. 

Dia menilai, BI mungkin terpaksa menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Guna, berusaha menanggulangi depresiasi rupiah.

"Kenaikan suku bunga mungkin dapat membantu rupiah, namun juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkapnya. [viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA