Rupiah Anjlok, JK Minta Masyarakat Tunda Beli Hermes dan Mobil Mewah

Rupiah Anjlok, JK Minta Masyarakat Tunda Beli Hermes dan Mobil Mewah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat menunda untuk membeli barang-barang impor mewah selama pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berlangsung.

Masyarakat diharapkan memiliki semangat yang sama dengan pemerintah dalam mengurangi defisit neraca dagang, yang memengaruhi nilai tukar mata uang. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi impor komoditas-komoditas, yang tidak mendesak.

"Mungkin jumlah (impor barang mewah)-nya tidak besar, tapi perlu (dikurangi) untuk meyakinkan masyarakat bahwa suasana ini suasana berhemat. Tak usah Ferrari, Lamborghini, masuk dalam negeri. Tak usah (impor) mobil-mobil besar, yang mewah-mewah. Tak usah (impor) parfum-parfum mahal atau tas-tas Hermes contohnya," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 4 September 2018.

Di sisi pemerintah, impor dikurangi dengan meninggikan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pelaksanaan proyek-proyek, seperti infrastruktur kelistrikan. Pelaksanaan kebijakan kewajiban biodiesel B-20 juga merupakan salah satu hal yang bisa mengurangi ketergantungan impor.

"Inti pokoknya ialah bagaimana meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, sehingga defisit (neraca perdagangan) atau gap-nya akan berkurang," ujar JK.

Selain itu, upaya peningkatan terhadap efektivitas dampak ekspor terhadap neraca perdagangan juga harus dilakukan. Upaya itu ditempuh dengan menarik dana-dana yang malah disimpan di luar negeri, meski merupakan hasil dari penjualan komoditas ekspor.

"Banyak ekspor kita, barangnya diekspor, tapi dananya pergi. Disimpan di Singapura, disimpan di Hongkong," ujar mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore, 4 September 2018 adalah Rp14.943. Nilai itu merupakan nilai terendah sejak krisis keuangan 1998. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita