PB IDI Kerahkan Batalyon Kesehatan untuk Bantu Korban Gempa Palu

PB IDI Kerahkan Batalyon Kesehatan untuk Bantu Korban Gempa Palu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Koban luka dan meninggal akibat gempa 7,4 magnitudo yang mengguncang Donggola dan Palu membutuhkan bantuan dari pihak medis.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mulai mengerahkan bantuan tim medis untuk korban gempa. Sekjen PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi mengatakan tim IDI telah mengerahkan tim Batalyon Kesehatan (yonkes), Sabtu (29/9).

Adib mengatakan, kedatangan tim medis IDI dihadirkan untuk melakukan pendataan kebutuhan medis yang diperlukan serta melakukan penanganan medis kepada korban gempa.

"Hari ini tim Batalyon Kesehatan (yonkes) TNI bersama tim Aju (tim pendahuluan) dari Ikatan Dokter Indonesia cabang Makassar, Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin, dan tim Siaga Bencana Makassar akan segera melakukan Rapid Health Assesment, agar dapat mendata kebutuan medis dan melakukan penanganan medis sesegera mungkin terhadap masyarakat Palu dan sekitarnya," kata Abid dalam keterangan tertulisnya.

Abid mengatakan keberangkatan tim kesehatan akan melalui jalur udara melalui Mamuju dan dilanjutkan via darat menuju Palu dengan bantuan sarana transportasi TNI.

"Selain melalui udara, IDI juga telah menyiagakan tim dokter dari Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara dan sekitar wilayah Sulawesi Tenggara jalur darat.," ucapnya.

Saat ini, IDI juga telah menyiapkan rumah sakit darurat yang tengah menempuh perjalanan laut untuk menangani korban luka pasca gempa. Selain itu, rumah sakit juga akan membawa bantuan medis serta kamar operasi darurat.

"RS Kapal Terapung Ksatria Airlangga sedang menempuh jalur laut dari wilayah Banda Naira menuju Donggala. RS Terapung Ksatria Airlangga juga menyiapkan fasilitas kamar operasi darurat serta membawa bantuan medis," kata dia.

Menurut Abid, selain jalur komunikasi dan listrik yang terputus, layanan rumah sakit di Palu juga dalam kondisi lumpuh total.

"Rumah sakit di Palu lumpuh total sehingga mengakibatkan para dokter dan tenaga medis kesulitan melakukan penanganan medis segera," tutupnya. [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita