Kondisi Memprihatinkan, Rakyat Sengsara: Turunkan Harga BBM, Harga Sembako dan Tarif listrik

Kondisi Memprihatinkan, Rakyat Sengsara: Turunkan Harga BBM, Harga Sembako dan Tarif listrik

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Berbagai kalangan menyebut bahwasanya saat ini Indonesia dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan disebutkan, kondisi ekonomi masyarakat makin sengsara.

"BBM non subsidi saja mengalami kenaikan mencapai delapan kali sejak pemerintahan Jokowi-JK, yang memberikan dampak pada ketidakstabilan harga kebutuhan pokok," ujar Presidium Indonesian Club (PIC) Hartsa Mashirul, dalam diskusi bertemakan #Indonesia Bergerak, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/9/2018).

"Selain faktor kenaikan BBM, pemerintah juga masih gemar melakukan impor komoditas pangan. Seperti beras, gula, tepung, jagung, dan lain-lain. Non pangan juga seperti crude oil, migas, yang mengoyahkan sistem perekonomian nasional," imbuhnya.

Berdasarkan catatan PIC, kini beban belanja negara terus membengkak dengan besarnya beban impor komoditas pangan dan non pangan. Akibatnya, beban pajak kepada rakyat terus dinaikkan dengan berbagai cara demi menutup defisit anggaran belanja negara.

Tak hanya itu, beban utang yang menumpuk akibat memaksakan kebijakan pemerintah seperti infrastruktur juga harus ditanggung oleh rakyat.

Statistik Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang diterbitkan BI menyebutkan jumlah ULN secara total 358,7 US Dolar atau setara Rp5.021 Triliun (Kurs Rp14.000).

ULN tersebut tumbuh 8,7 % melambat dibandingkan kuartal sebelumnya 10,4 %. Setiap kepala rakyat Ini akan selalu dibayang-bayangi beban hutang tiada henti.

Harapan Rakyat

Salah satu PIC lainnya, Ridwan Laode Bona, juga mengkritisi Pemerintahan Jokowi-JK yang dianggap tidak menguntungkan rakyat kecil.

"Kondisi bangsa Indonesia saat ini menurut kami sudah sangat jauh dari harapan rakyat," kata dia.

"Kondisi ekonomi saat ini juga dirasakan sulit oleh masyarakat. saya sempat ke Sumatera, di sana para petani mengeluh tentang ekonomi. Di Jawa Timur juga demikian," lanjut Ridwan.

Ridwan menilai, harus ada sikap dari masyarakat yang menghentikan pola-pola kinerja pemerintah yang tidak berjalan dengan baik.

"Kita (PIC, red) hadir di sini untuk menguatkan kembali kalau kita sebagai masyarakat ataupun aktivis harus mengkritisi Pemerintahan jika memang ada yang kurang baik.

Ridwan juga menegaskan, dalam beberapa waktu ke depan ia akan membuat suatu gerakan massa untuk menyampaikan aspirasi-aspirasinya kepada pemerintah.

"Insya Allah kita akan bergerak dari arah timur, seperti Sulawesi, Papua, kemudian menuju ke Indonesia Barat," ujarnya dengan lantang.

Yang menjadi fokus gerakan tersebut adalah turunkan harga BBM, turunkan harga sembako dan turunkan tarif listrik.

Hal tersebut, terpaksa dilakukan karena adanya ketimpangan ekonomi, sosial dan persoalan bangsa lainnya yang dirasakan masyarakat Indonesia.

"Adanya persoalan ekonomi, tenaga kerja asing cina yang terus ke Indonesia. Kalau boleh jujur kalau pergi ke Sulawesi Tenggara hampir setiap hari TKA cina berdatangan terus," bebernya.

"Untuk itu gerakan ini tidak akan terhenti sampai di sini saja," tandasnya. [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita