Kata Sri Mulyani: Setiap Dolar Naik Rp 100, Duit Negara Tambah Rp 1,6 T

Kata Sri Mulyani: Setiap Dolar Naik Rp 100, Duit Negara Tambah Rp 1,6 T

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak selalu berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Perkasanya nilai tukar dolar ternyata memberi tambahan pendapatan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), rata-rata nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun ini hingga 7 September 2018 mencapai Rp 13.977. Angka ini masih di atas asumsi makro dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 13.400 per dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, setiap pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 100, pendapatan negara dari sektor pajak bertambah Rp 4,7 triliun, sementara belanja negara juga akan bertambah Rp 3,1 triliun. Sehingga terjadi selisih antara pendapatan dan pengeluaran ke angka surplus Rp 1,6 triliun.

"Setiap rupiah depresiasi Rp 100, penerimaan negara nambah Rp 4,7 triliun, tapi belanja negara juga naik Rp 3,1 triliun, jadi positifnya Rp 1,6 triliun," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/9).

Meski demikian, Sri Mulyani enggan menyebutkan bahwa pemerintah diuntungkan dengan pelemahan kurs tersebut. Sebab menurutnya, pemerintah hanya mengelola instrumen fiskal agar tetap sehat.

"Kami enggak gunakan untung atau rugi. Kami mengelola ekonomi Indonesia menggunakan instrumen APBN," jelasnya.

Sri Mulyani sebelumnya menjelaskan, akibat pelemahan kurs tersebut, pendapatan negara hingga akhir bulan lalu sebesar Rp 1.152,7 triliun atau 60,68 persen dari target dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 1.894,7 triliun. Dari angka tersebut, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh paling besar, yakni 24,3 persen secara tahunan (yoy) dan perpajakan tumbuh 16,5 persen (yoy). [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita