HMI Pekanbaru Kutuk Keras Cara Kerja Aparat Polda Bengkulu

HMI Pekanbaru Kutuk Keras Cara Kerja Aparat Polda Bengkulu

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru, Riau, menggelar aksi demo di DPRD Riau, Jumat (21/9) sore. Dalam aksi itu, mereka mengutuk keras aksi oknum aparat kepolisian daerah (Polda) Bengkulu. Mereka menilai, aparat penegak hukum tersebut telah menciderai semangat demokrasi.

Alasannya, karena Polda Bengkulu telah melakukan aksi represif atau kekerasan dalam mengamankan aksi demonstrasi yang dilakukan HMI cabang Bengkulu di Gedung DPRD Bengkulu, Selasa (18/9) lalu.

Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru, Wendi Fitrah mengatakan, dalam konferensi pers yang dilakukan oleh HMI Cabang Bengkulu, ada 28 orang demonstran yang ditahan oleh Polda Bengkulu pasca aksi demonstrasi. 26 diantaranya kader HMI dan 2 lainnya dari KAHMI.

"Selain itu, tiga puluh tujuh orang kader mengalami luka ringan dan enam lainnya luka berat. Sehingga harus dilarikan ke rumah
 sakit terdekat. Kejadian di Bengkulu ini hanyalah salah satu kasus dari beberapa kasus serupa yang ada di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir," kata Wendi.
Menurutnya, dengan kejadian itu, tentu merupakan suatu kemunduran dalam berdemokrasi dan memperlihatkan bahwa rezim yang berkuasa hari ini gagap dalam memaknai demokrasi itu sendiri.

Selain mengutuk keras oknum aparat tersebut, HMI Cabang Pekanbaru juga menuntut agar polisi bertanggung jawab atas korban yang ditimbulkan. Kemudian meminta pihak kepolisian untuk menindak anggotanya yang melakukan kekerasan.

"Kami juga menuntut Polda Bengkulu untuk meminta maaf secara terbuka. Kemudian menuntut Kapolri untuk mencopot Kapolda Bengkulu," tegasnya.

Saat menggelar aksi di depan gedung DPRD Riau yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, massa sempat melakukan aksi bakar ban. Itu dilakukan karena, permintaan mereka menjumpai Ketua DPRD Riau, Hj Septina, tak dipenuhi.

Aksi bakar ban ini, tentu membuat lumpuh jalan protokol Pekanbaru tersebut beberapa saat. Setelah itu, massa terlibat aksi saling dorong mendorong dengan polisi. Bahkan pagar tinggi di depan gedung itupun roboh akibat kekuatan penuh yang dikerahkan massa.

Setelah berhasil membobol pertahanan polisi, massa memaksa masuk ke dalam ruang rapat paripurna. Di sini, massa menggelar sidang rakyat dan menyampaikan tuntutan mereka.

Karena tak dapat menjumpai anggota dewan satupun, akhirnya massa bergerak ke Mapolda Riau. Di markas kepolisian ini, massa hanya menyampaikan aspirasinya lalu kemudian membubarkan diri. [jpc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA