Aparat Malaysia Sebut Dua Nelayan WNI Diculik Abu Sayyaf

Aparat Malaysia Sebut Dua Nelayan WNI Diculik Abu Sayyaf

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Aparat keamanan Malaysia mengungkap dugaan siapa penculik dua orang WNI di lepas pantai Sabah, Selasa (11/8), pekan lalu.

Penculikan tersebut merupakan kasus pertama sejak dua tahun lalu. Diduga pelaku penculikan adalah kelompok teroris Abu Sayyaf.

"Ada kesempatan dan para penculik langsung menerjangnya," sebut Komandan Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) Hazani Ghazali kepada Channel News Asia di Lahad Datu, Sabah.

"Kami mencurigai penculik telah menyerahkan korban ke kelompok Abu Sayyaf. Korban sudah tidak lagi berada di perairan Malaysia," sambung dia.

Abu Sayyaf adalah otak penculikan bagi puluhan WNI antara 2016-2017. Dalam kurun waktu tersebut ada 32 WNI yang diculik Abu Sayyaf.

Dugaan itu diperkuat dengan fakta bahwa wilayah operasi Abu Sayyaf yaitu di lepas pantai Sabah dan Laut Sulu sama seperti tempat kedua WNI tersebut diculik.

Kedua WNI yang jadi korban penculikan teridentifikasi sebagai Samsul Saguni dan Usman Yusuf. Keduanya berasal dari Sulawesi Barat.

Menurut Hazani dalam kasus terbaru ini, diduga kuat Abu Sayyaf bekerja sama dengan kelompok kecil untuk kembali melakukan aksi penculikan.

"Abu Sayyaf membayar kelompok kecil dan menyediakan mereka kapal, senjata, bahan bakar dan mereka (penculik) datang ke sini (Sabah) dan melakukan aksi penculikan," papar dia.
"Mereka mengambil tawanan dan menyerahkan ke Abu Sayyaf dan kelompok itu akan meminta tebusan," sambungnya.

Uang tebusan, dijelaskan Hazani, jika sudah diterima Abu Sayyaf akan dibagikan ke seluruh desa tempat mereka bersembunyi. Pemberian uang merupakan bentuk 'hadiah' bagi penduduk desa yang mau membantu aksi kriminal tersebut.

Kabar penculikan dua WNI ini pertama kali diungkap oleh media lokal Malaysia. Dari keterangan seorang sumber yang mengetahui kejadian, insiden bermula saat kapal nelayan berisi empat orang itu bersandar di Pulau Gaya di Semporna di Malaysia.

Tiba-tiba seorang anak buah kapal mendengar suara deru kapal mendekat ke tempat mereka. Setelah mendengar suara itu, pasokan listrik di kapal tersebut padam.

Dua kru kapal lalu mendengar ada dua orang yang berbicara dialek Suluk. Saat mereka mengintip nampak dua orang pria bersenjata berada di kapal.

Sejam setelah kejadian, kedua nelayan ini keluar dari persembunyian dan mendapati kerabatnya hilang. Mereka pun langsung melaporkan kejadian ini ke kepolisian Semporna. [kmp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita