Adegan Di Film G30S Jangan Ada Yang Dihilangkan

Adegan Di Film G30S Jangan Ada Yang Dihilangkan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Setiap bangsa punya sejarah masing-masing, baik buruk maupun heroik yang sangat membekas.

Bangsa Jerman, misalnya, setiap tahun memperingati tragedi Nazi yang dimaksudkan untuk mengingat sejarah.

Demikian dikatakan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton Tabah Digdoyo menanggapi anjuran menonton bersama Film G30S pada 30 September mendatang.

"Isi kitab suci agama-agama banyak sejarah. Dalam Al Quran sekitar 70 persen sejarah yang baik maupun yang buruk iktibar Tuhan ajari manusia agar belajar sejarah," jelasnya kepada redaksi, Kamis (27/9).

Anton menjelaskan, sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia bukan untuk dihapus tetapi untuk dijadikan pelajaran agar tidak terulang. Sebagaimana Kitab Suci Al Quran yang diperintahkan untuk dibaca berulang-ulang bahkan sampai menghafalnya agar selalu ingat dengan kisah umat-umat terdahulu.

Dia melihat jika di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini upaya menghidupkan ideologi komunisme yang dulu diemban Partai Komunis Indonesia (PKI) makin tampak. Seperti melarang sweeping logo PKI, berpidato bahwa PKI bukan ancaman bagi Pancasila, serta menjalin kerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara terang-terangan.

"Ini melanggar KUHP pasal 107a sampai dengan 107f junto UU 27/1999. Ancamannya cukup berat, 15 tahun penjara," beber Anton.

Bahkan, akhir-akhir ini pemerintah menyarankan agar adegan-adegan yang mempertontonkan kekejaman dalam Film G30S dihilangkan.

"Saya tidak setuju film sejarah diubah-ubah. Film sejarah beda dengan film entertainment yang bisa diubah-ubah sesuai selera publik atau selera zaman," kata Anton.

Dia menambahkan, film bertema sejarah adalah saksi kehidupan sebuah bangsa.

"Adegan kekejaman dalam tersebut sudah teruji di persidangan yang terbuka dengan saksi-saksi, alat-alat bukti, diperkuat pula dengan forensik crime/scientific crime investigation valid. Itulah inti sejarah," papar Anton.

"Dan saya imbau seluruh rakyat Indonesia untuk nonton bareng Film G30S," pungkas mantan jenderal Polri tersebut. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita