Tugas Elit Mendewasakan Pendukung, Bukan Menganjurkan Berantem

Tugas Elit Mendewasakan Pendukung, Bukan Menganjurkan Berantem

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Potensi kerusuhan jelang Pemilu 2019 terbilang besar. Sebab, pemilu legislatif dan pemilu presiden digelar secara serentak, sehingga sisi penyelenggaraan, pengawasan, terutama pengamanan akan menjadi berat. Sedikit gesekan, bisa jadi membuat kekacauan meluas di negeri ini.

Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris pun menyarankan kepada elit-elit politik di negeri ini untuk bisa menjaga ucapannya. Sehingga tidak memperkeruh suasana yang sudah kondusif.

“Tolong (elit) pikirkan tutur kata sebelum berucap,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (6/8).

Dalam hal ini, Fahira menyayangkan narasi “berani berantem’ yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anjuran itu dikeluarkan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada relawan pemenangannya untuk Pemilu 2019 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8) kemarin.

Dia berharap narasi itu tidak dimunculkan oleh elit di negeri ini. Jika elit yang saling berseberangan mengeluarkan narasi-narasi tidak menyejukkan, maka negeri ini bisa kacau. Sebab, para pendukung elit itu akan merasa memiliki justifikasi untuk melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji.

“Tugas elit itu mendewasakan, menyejukkan pendukungnya, bukan malah sebaliknya. Tolong, ucapkanlah narasi-narasi yang membangun kesadaran, agar pemilu menjadi sebuah kegembiraan,” ujar senator asal Jakarta itu. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita