Tantang FPI, Oknum Banser Teriak Islam Tai di Depan Polisi

Tantang FPI, Oknum Banser Teriak Islam Tai di Depan Polisi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Video oknum anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna) membubarkan deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya Jawa Timur viral di media sosial.

Dalam video tersebut, oknum Banser teriak-teriak di depan polisi yang sedang mengamankan aksi. Mereka mencari laskar Front Pembela Islam (FPI).

Tak hanya itu, para anggota Banser menyuruh polisi minggir dan tidak menghalangi jalan mereka.

“Aku butuh FPI, Islam tai. Polisi minggir, aku butuh FPI saat ini,” teriak salah satu anggota Banser di depan polisi.

“Mereka (FPI) sudah menggunakan provokatif-provokatif negara,” tambah yang lain.

Para polisi yang sedang melakukan pengamanan tidak terpancing. Mereka tetap merapatkan barisan dan tidak meladeni ulah oknum anggota Banser.

Insiden ini terjadi di Jalan Indrapura, Surabaya, Minggu (26/8). Saat itu, Banser berusaha membubarkan aksi #2019GantiPresiden.


Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya, HM Farid Afif memastikan, keterlibatan puluhan anak buahnya itu di luar pengatahuannya.

Afif menegaskan, dirinya tidak pernah mengeluarkan instruksi kepada kader Ansor maupun Banser untuk terlibat dalam pembubarkan deklarasi #2019GantiPresiden.

“Saya tidak pernah memerintahkan. Saya selaku ketua Ansor Surabaya dan sekaligus Panglima Banser Surabaya tidak pernah memberikan instruksi kepada Banser Surabaya untuk hadir dalam acara #2019GantiPresiden atau menolak,” tegas Afif kepada JawaPos.com.

Aktivis muda yang akrab disapa Gus Afif ini mengaku kaget ketika mengetahui ada beberapa kader Ansor dan Banser yang ikut dalam aksi tersebut. Apalagi, sempat terjadi kericuhan dengan massa pendukung #2019GantiPresiden.

Gus Afif menyatakan dirinya tidak akan segan untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada para kader Ansor dan Banser yang ikut dalam aksi penolakan tersebut.

Gus Afif yang sejak Kamis (23/8) berada di Jogjakarta mamastikan bahwa keterlibatan kader Ansor dan Banser merupakan gerakan non-komando. “Ada sanksi pemecatan bagi kader Banser yang juga ikut terlibat,” pungkasnya.

Seperti diketahui, aksi deklarasi #2018GantiPesiden di Surabaya, berlangsung ricuh. Aksi deklarasi yang semula digelar di sekitar Tugu Pahlawan dibubarkan oleh aparat kepolisian. Namun, massa #2019GantiPresiden tetap melakukan aksi serupa di halaman kantor DPRD Jatim Jalan Indrapura.

Setelah diketahui, aparat kepolisian kembali mendatangi massa, lalu menghimbau agar segera membubarkan diri. Tidak lama kemudian, datang kelompok massa yang mengatasnamakan ‘Cinta NKRI’ melakukan aksi pembubaran. Suasana pun memanas hingga nyaris adu jotos.

Kelompok massa yang meminta bubar pendukung #2019GantiPresiden terus bertambah. Seperti Pemuda Pancasila, dan juga Banser NU. Setelah hampir kondusif, suasana kembali memanas bahkan ada aksi saling dorong antara masa #2019GantiPresiden dengan Banser.

Sekretaris Deklarasi #2019GantiPresiden mengatakan, sejumlah anggota Banser juga melakukan persekusi di Masjid Kemayoran Surabaya. Pelaku mendatangi massa yang sedang istirahat menunggu salat Dhuhur, Minggu (25/8).

“Banser masuk ke Masjid Kemayoran dan melakukan persekusi terhadap massa #2019GantiPresiden yang sedang beristirahat menunggu waktu salat,” jelas Agus Maksum dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi.

[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita