Siapa Capres Jahat Seperti Tertulis di Spanduk? Ini Kata Demokrat

Siapa Capres Jahat Seperti Tertulis di Spanduk? Ini Kata Demokrat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Jansen Sitindaon enggan mengaitkan pesan dalam spanduk bertuliskan "Jangan Pilih Capres Jahat di kawasan Jakarta Pusat dengan pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD beberapa hari lalu.

Jansen tidak mau menduga-duga siapa yang dimaksud mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam pernyataannya mengenai calon presiden jahat. "Pernyataan itu tidaklah tepat disampaikan dalam konteks pilpres 2019 ini," kata jansen melalui pesan teks kepada Tempo, Rabu, 22 Agustus 2018. 

Dalam acara pembekalan bakal caleg Partai Solidaritas Indonesia di Balai Sarbini pada Senin, 20 Agustus lalu, Mahfud berpesan agar tidak golput pada pilpres nanti. Dia meminta hak pilih digunakan agar orang jahat tak terpilih. 

Orang yang dirujuk oleh pesan itu, kata Jansen, tentulah salah satu di antara dua bakal calon presiden yang ada, yakni Joko Widodo atau Prabowo Subianto. "Saya kira bukan Pak Prabowo orang jahatnya, karena Pak Mahfud sendiri kan pernah jadi ketua tim sukses Prabowo di pilpres 2014."

Pernyataan Mahfud MD kemudian dikutip dan dijadikan tulisan dalam spanduk yang tersebar di kawasan Jakarta Pusat, di antaranya di jembatan penyeberangan orang (JPO) Kramat Sentiong, Senen dan Cempaka Putih. "JANGAN PILIH CAPRES JAHAT" disertai keterangan -Masyarakat Anti Golput" di bawahnya. Di sisi kanan spanduk, terdapat gambar surat suara dengan logo Komisi Pemilihan Umum.

Jansen berpendapat narasi tentang pemimpin baik dan jahat ini seharusnya dihindari menjelang pemilihan presiden ini. Menurut dia, narasi-narasi itu tidak membangun, tetapi justru menimbulkan provokasi, dan menghakimi. "Kita ingin pilpres kali ini sejuk, mari kita jauhkan sumber panas yang tak penting," ujar bakal calon anggota legislatif dari daerah pemilihan Sumatera Utara III ini.

Konteks jahat itu, kata dia, sebenarnya lebih tepat diujikan kepada orang yang sudah atau tengah memimpin pemerintahan saat ini. Kata Jansen, masyarakat dapat menilai kepemimpinan pemerintah saat ini terutama di sektor ekonomi. "Semua hal ini tentu belum bisa kita ujikan ke Pak Prabowo. (Tapi) Ke Pak Jokowi yang sedang menjadi presiden," ucap Jansen.

Jansen meminta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum segera menertibkan spanduk itu. "Untuk spanduk-spanduk provokatif terkait pemimpin baik dan jahat yang sudah kadung bertebaran di jalan, kami meminta kepada penyelenggara dan pengawas pemilu untuk segera menertibkannya," kata Jansen

Demokrat menyatakan penertiban itu penting demi terselenggaranya pemilihan umum yang damai dan sejuk. [tempo]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita