Jokowi Tunda Bangun Infrastruktur, SBY: Saya Sarankan Sejak Lama

Jokowi Tunda Bangun Infrastruktur, SBY: Saya Sarankan Sejak Lama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Joko Widodo hendak menghentikan sementara beberapa proyek infrastruktur besar demi menyelamatkan rupiah. Hal itu pun kembali mendapatkan respon dari Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Respon SBY diserukan melalui akun Twitternya. Menurutnya langkah Jokowi itu sudah sempat dia sarankan sebelumnya.

"Saya dengar pemerintah akan tunda sebagian proyek infrastruktur, guna selamatkan ekonomi kita. Hal ini sudah lama saya sarankan," cuit SBY, Rabu (1/8/2018).

Di cuitan setelahnya, SBY mengaku ikut mendukung keputusan itu. Sebab menurutnya melalui kebijakan itu pemerintah menunjukkan keberpihakannya terhadap rakyat.

"Keputusan & kebijakan pemerintah tsb (kalau benar) TEPAT. Saya ikut mendukung. Karena berarti negara UTAMAKAN RAKYAT," tambahnya.

Dukungannya itu menurut SBY sekaligus membuktikan bahwa dirinya tetap akan mendukung kebijakan pemerintah jika benar menurutnya meskipun sudah memasuki tahun politik.

"Biasanya dalam musim pemilu, kalau berbeda posisi langsung DIHAJAR. Saya bukan tipe manusia seperti itu. Kalau benar harus saya dukung," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkaji rencana untuk menunda beberapa proyek infrastruktur besar. Alasannya demi mengurangi impor.

Sebab, neraca perdagangan Indonesia saat ini masih defisit alias tekor. Defisit karena nilai impor lebih besar daripada ekspor.

Menurut Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dengan mengurangi impor dan menggenjot ekspor, maka diharapkan neraca dagang RI bisa surplus hingga US$ 4 miliar di akhir tahun ini.

Selain itu, dengan impor yang berkurang maka harapannya adalah nilai tukar rupiah bisa kembali menguat terhadap dolar AS.

"Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak dikaji ditunda untuk mengerem impor," ujar Erani saat berkunjung ke markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita