Jelang Pilpres Besar Kemungkinan Golkar Pecah

Jelang Pilpres Besar Kemungkinan Golkar Pecah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Isu perpecahan di internal Partai Golkar merebak setelah Dewan Pembina Partai Hanura Fadel Muhammad mengatakan bahwa internal Partai Golkar berpotensi terbelah pada Pilpres 2019. Hal itu disebabkan karena Jokowi tidak memilih kader Partai Golkar sebagai cawapres. 

Menanggapi hal ini, pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin mengatakan, perpecahan internal Partai Golkar jelang pemilu menunjukkan karena ada perbedaan pandangan dan dukungan politik. Oleh karena itu diperlukan kepiawaian Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum Golkar. Apakah Airlangga bisa menyatukan para anggota Golkar atau tidak dalam mendukung Jokowi.

"Dari sejarah kita bisa belajar bahwa elit-elit Golkar yang berbeda pandangan dan sikap, akan memilih keluar dan membentuk partai baru, maka muncullah partai baru seperti Nasdem dan Hanura," kata Silvanus Alvin kepada Harian Terbit, Rabu (29/8/2018).

Siilvanus menuturkan, Ketua Umum Golkar perlu terjun ke lapangan untuk menyatukan suara. Kepemimpinan Airlangga Hartarto diuji kepiawaiannya.

Tidak Solid

Sementara itu, pengamat politik dari Point' Indonesia (PI) Karel Susetyo mengatakan, perpecahan itu sebagai sebuah dinamika internal yang sering terjadi di Golkar sejak era reformasi. Pecahnya Golkar juga membuat partai-partai sempalan Golkar bermunculan seperti Hanura dan Nasdem. "Kita bisa lihat di Pilpres 2004, Golkar tidak solid dan akhirnya berujung pada pembentukan beberapa partai baru sempalan dari Golkar," uiarnya.

Oleh karena itu, sambung Karel, tidak menutup kemungkinan jelang Pilpres 2019 Golkar memang bisa saja pecah karena antarkadernya sudah tidak satu suara lagi. "Sangat mungkin (Golkar pecah). Contohnya fraksi internal pada Pilpres 2004 melahirkan Hanura dan Gerindra sebagai partai sempalan Golkar," jelasnya.

Ketua Umum Partai Golkar harus mampu merangkul semua faksi internal berikut kepentingan para elitnya. Karena selama ini, Hartarto yang menjadi Ketum Golkar belum berhasil menyatukan visi misi antar kader.

Isu perpecahan di internal Partai Golkar merebak setelah Dewan Pembina Partai Hanura Fadel Muhammad melontarkan penyataan soal kondisi internal partai. Fadel sempat mengatakan bahwa internal Partai Golkar berpotensi terbelah pada Pilpres 2019. Hal itu disebabkan karena Jokowi tidak memilih kader Partai Golkar sebagai cawapres. 

Namun Jusuf Kalla, Dewan Kehormatan Golkar yakin kekhawatiran Fadel Muhammad tersebut tidak akan terjadi. Sebab ia percaya Partai Golkar mendukung penuh Jokowi di Pilpres 2019. "Saya kira kasus ini tidak akan pecah. Ya. saya yakin begitu (Partai Golkar solid)," jelasnya.

Kemarin, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Dewan Pimpinan Pusat (DPP) solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Pernyataan itu dia sampaikan saat ditanya kabar perpecahan di internal Partai Golkar seperti yang dilontarkan politikus senior Partai Golkar, Fadel Muhammad.

 "Kalau DPP sih solid ya," ujar Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (27/8/2018). [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita