Hariman Siregar Khawatir Krisis Ekonomi Indonesia Lebih Parah dari 1997

Hariman Siregar Khawatir Krisis Ekonomi Indonesia Lebih Parah dari 1997

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Keadaan ekonomi Indonesia dinilai sudah sedemikian parah. Dikhawatirkan jika kondisi tersebut tidak segera diperbaiki, Indonesia akan mengalami krisis ekonomi lebih parah dari tahun 1997 lalu.

Aktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar mengatakan kondisi ekonomi yang kian memburuk itu nampak jelas dari kemampuan Indonesia dalam membayar utang luar negeri.

"Kemampuan bayar hutang kita mengkhawatirkan," katanya dalam acara Ngopi Ngerumpi bertajuk "Rakyat Miskin, Negara Terancam Bangkrut, Konsolidasi, Kita Bisa Apa?" di Kantor ILEW, Jalan Veteran I Nomor 33, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/8).

Menurut dia, krisis ekonomi akan terjadi jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. Utamanya saat mencapai angka Rp 16 atau Rp 17 ribu per Dollar AS.

"Jadi yang ditakutkan saat ini adalah kalau nanti Dollar pecah ke 17 ribu, atau 16 ribu. Pasti orang-orang narik uang," ujarnya.

Jiika krisis ekonomi tersebut terjadi, kata Hariman, pasti lebih parah dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1997 lalu. Sebab, saat ini tidak sedikit peredaran uang di dalam negeri justru dikuasai oleh investor asing.

"Uang kita itu 40 persen lebih di tangan asing. Itu juga kesalahan pemerintah kita yang membolehkan orang asing membeli surat utang negara (SUN). Padahal di dunia manapun tidak boleh. Kalau bule-bule itu buang SUN, itu akan lebih parah dari tahun 97. Sekarang sudah lampu kuning. Kalau saya bilang lampu merah," pungkasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita