Halangi #2019GantiPresiden, Jokowi 'Menarik Diri ke Tepi Jurang'

Halangi #2019GantiPresiden, Jokowi 'Menarik Diri ke Tepi Jurang'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pangi Syarwi Chaniago pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting mengatakan Jokowi sedang membangunkan nilai-nilai feodalisme, yang berujung pada otoritarianisme. Ia  menunjuk sikap Joko Widodo sebagai pemimpin bangsa cenderung tak acuh dan membiarkan gesekan-gesekan politik tersebut di saat dia berkedudukan sebagai pemimpin bangsa. 

Pangi mengambil contoh gerakan aksi #2019GantiPresiden yang menurutnya merupakan bentuk aspirasi masyarakat untuk menyuarakan kritikannya terhadap pemimpin bangsanya, dan hal itu menjadi cerminan di negara demokrasi yang matang dan maju, di mana kebebasan berserikat, berkumpul, untuk menyuarakan aspirasi, mendapatkan jaminan keamanan dari negara. Tapi Jokowi tetap tak acuh. 

Pangi mengambil contoh bagaimana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang setiap harinya mendapatkan kritik, bullying, hingga hujatan. "Kita harap memaklumi, bahwa saya yakin Jokowi enggak belajar demokratisasi, konsensus, sistem politik Indonesia, teori politik dan civil society. Sehingga saya paham mengapa beliau sedang menarik dirinya berada di tepi jurang," ungkap dia.

Untuk itu, dia menegaskan, aksi tersebut pada dasarnya tidak perlu untuk di halang-halangi melalui berbagai penolakan  maupun pelarangan sebagai mana yang dilakukam oleh pihak kepolisian. Sebab memurutnya, jika terus dihalangi, aksi ini malahan akan semakin membesar.

"Sama halnya dengan buku yang dilarang beredar, maka keinginan orang membeli buku tersebut makin banyak. Biasa semakin penasaran," ucapnya.

"Yang (musti) dilakukan misalnya dengan membuat deklarasi tandingan. Justru masyarakat tidak simpati adanya penolakan terhadap deklarasi tersebut. Oleh karena itu, aksi penolakan deklarasi tersebut jelas merugikan citra Jokowi. Terkesan Jokowi tak siap dan belum siap," urainya lebih lanjut. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita