Gerindra Anggap Jokowi Dorong Kekerasan, Ngabalin Menanggapi

Gerindra Anggap Jokowi Dorong Kekerasan, Ngabalin Menanggapi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ali Mochtar Ngabalin menyatakan tak ada unsur kekerasan dalam arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke relawan pendukungnya. Jokowi dinilainya bermaksud memompa semangat pendukungnya.

"Tidak ada kekerasan di situ. Itu artinya memberikan motivasi kepada pasukan," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, kepada detikcom, Minggu (5/8/2018).

Menurutnya, yang dimaksud Jokowi sebagai 'berantem' adalah adu gagasan dan pemikiran untuk memajukan negara. "Berantem itu adu argumentasi," ujarnya.

Selain itu, 'berantem' juga dimaknai sebagai reaksi atas aksi pihak rival di Pilpres 2019. Jokowi memilih kalimat seperti ini untuk menyemangai pendukungnya, juga agar pendukungnya siap membalas serangan pihak lawan.

"Jangan memulai, dan pasti kita tidak akan memulai," kata Ngabalin.

"Di dalam agama, kalau ditampar pipi kiri, Anda boleh juga tampar pipi kirinya. Tapi boleh juga kalau ditampar pipi kirimu, kau kasih pipi kanan ditampar lagi. Artinya boleh diperlakukan setimpal (membalas)," tutur Ngabalin.

Arahan Jokowi yang sedang hangat dibicarakan itu adalah arahan saat Rapat Umum Relawan Jokowi di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8).

"Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," ucap Jokowi yang disambut riuh relawan sambil berdiri.

"Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," sambungnya.

Kemudian, politisi Partai Gerindra menanggapi arahan Jokowi itu sebagai ucapan yang mendorong kekerasan. Seharusnya, Pemilu jadi festival adu gagasan, bukan festival adu otot.

"Presiden pakai kata-kata 'tapi kalau diajak berantem juga berani', seakan-akan presiden menganjurkan bahwa relawan Pak Jokowi beradu fisik dengan relawan Pak Prabowo. Dengan pernyataan presiden itu kan tidak etis ya. Presiden secara tidak langsung menganjurkan kekerasan dalam Pemilu 2019, ini nggak bener," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan. [detik]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita