Debit Air Danau Toba Terus Turun, Apa yang Terjadi

Debit Air Danau Toba Terus Turun, Apa yang Terjadi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, menuturkan bahwa saat ini debit air di danau Toba, Sumatra Utara mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi lantaran musim kemarau yang melanda kawasan danau terbesar se-Asia Tenggara ini.

"Sebenarnya menurun ya menurun. Kita akui menurun. Tapi ini kan musim kemarau panjang. Nanti kalau musim hujan kembali normal," kata Rapidin di Medan, Senin 20 Agustus 2018.

Lanjut dia, pemerintah Kabupaten Samosir juga telah menyampaikan soal penurunan debit air danau Toba kepada pihak Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia. Rapidin menepis jika pembangkit listrik milik salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi penyebab berkurangnya debit air Danau Toba.

"Kemarin kami rapat dengan Menko Maritim, Beliau memerintahkan untuk koordinasi dengan pihak Inalum. Kalau range sudah turun dari 9.03 maka beberapa turbin akan dimatikan. Kalau tidak salah sudah enam hingga delapan turbin. Agar pengeluaran air Danau Toba jangan terlalu kencang," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo sudah mengetahui penurunan debit air danau Toba. Pihaknya juga telah menyampaikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melihat penyebab utama menurunya debit air Danau Toba.

"Kita harus lihat sama-sama penyebabnya out flow berkurang atau in flow diperbanyak menjadi bola liar. Apakah Inalum yang memakai banyak air atau in flow berkurang. Debit air itu kan in flow dan out flow. Kalau in flow danau Toba apakah memang berkurang. Tapi kalau out flow itu satu melalui sungai Asahan. Jadi out flow nya ini akan kita cek juga apakah in flow dan out flow ini sudah sama atau belum," ujar Arie.

BPODT juga meminta kepada pemerintah Kabupaten yang berada di kawasan danau Toba untuk melakukan kontrol terhadap data ketinggian debit air.

"Tapi kami juga lakukan itu. Jadi jangan hanya di situ karena klaimnya masyarakat di kabupaten bahwa air sudah turun," kata Arie. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita