Cuitannya soal Gempa Adzab atau Ujian Disebut Menyindir TGB, Ini Kata Mahfud

Cuitannya soal Gempa Adzab atau Ujian Disebut Menyindir TGB, Ini Kata Mahfud

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menuliskan cuitan bahwa gempa di NTB tidak ada hubungannya dengan langkah politik Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB).

Hal itu, Mahfud sampaikan melalui akun Twitter @mohmahfudmd pada Selasa (21/8/2018).

Dalam cuitan tersebut, Mahfud menegaskan bahwa bencana menurut Alqur'an terjadi karena ujian kepada yang beriman atau azab bagi yang durhaka.

Setelah itu, Mahfud menuliskan bahwa yang terpenting saat ini adalah berkurban dan memohon kepada Allah agar berakhir baik.

"Apakah gempa di NTB itu ujian atau adzab? Mnrt Qur’an bencana itu bs karena ujian kpd yg beriman, bs jg sbg adzab bagi yg durhaka. Tp tdk penting utk tahu yg di NTB itu adzab atau ujian. Yang penting cara menghadapinya sama yakni Qurban: bertaqarrub kpd Allah agar berakhir baik," tulisnya.

Kicauan Mahfud itu ditanggapi seorang netizen dengan akun @AbiellaThania.

Akun @AbiellaThania itu mempertanyakan apakah cuitan Mahfud MD tersebut untuk menyindir TGB.

"Nyindir TGB ya Pak?," tulis akun @AbiellaThania.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Mahfud MD lantas memberikan klarifikasi.

Mahfud MD mengatakan bahwa cuitannya tersebut justru membantah orang-orang yang mengaitkan gempa di NTB dengan langkah-langkah politik TGB.

"Justru sebaliknya. Statement sy ini utk membantah mereka yg mengaitkan gempabumi di NTB dgn langkah2 politik TGB. Di medsos kan bnyk suara spt itu. Mnrt sy tak ada kaitan gempabumi dgn langkah TGB. Tp apapun, yg penting kita berqurban: bertaqartub kpd Allah agar selesai dgn baik," tulis Mahfud.

Diketahui, Hingga Selasa (21/8/2018), BNPB mencatat jumlah korban jiwa dalam bencana gempa bumi di Lombok, NTB, mencapai 515 orang dan korban luka-luka 7.145 orang.

"Jumlah korban meninggal sampai hari ini tercatat 515 orang, sedangkan luka-luka totalnya 7.145 orang. Berdasar data lima hari lalu, jumlah pengungsi mencapai 431.416 orang," kata Sutopo yang dilansir dari Kompas.com.

BNPB memperkirakan kerugian akibat gempa di Lombok mencapai Rp 7,7 triliun.

"BNPB memperkirakan perhitungan kerugiian dan kerusakan dari dampak gempa Lombok ini sampai hari ini Rp 7,7 triliun," kata Sutopp Purwo Nugroho, Selasa (21/8/2018).

Kerugian tersebut mencakup lima faktor, yaitu pemukiman penduduk, infrastruktur, ekonomi produktif, sektor sosial, dan lintas sektor.

"Paling banyak menyumbang kerugian dan kerusakan adalah sektor perumahan yang hampir mencapai 65 persen," bebernya.

Sementara itu, gempa susulan memang sering dirasakan warga di Lombok. BNPB mencatat hingga hari Selasa (21/8/2018) sudah terjadi 1.005 kali gempa susulan.

"Dari gempa 7 SR, sampai dengan kejadian dari gempa 6,9 SR pada 19 Agustus 2018 malam itu, ada 825 kali gempa," kata Sutopo Purwo Nugroho. [wow]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita