Sindir Kemenkumham soal Dagang Fasilitas di Penjara, Permadi: Kenapa Pura-pura Kaget

Sindir Kemenkumham soal Dagang Fasilitas di Penjara, Permadi: Kenapa Pura-pura Kaget

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan narapidana kasus penistaaan agama, Permadi, blak-blakan mengenai kondisi Lembaga Permasyarakatan (Lapas) di Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan dalam acaraIndonesia Lawyer Club tvOne (ILC), Selasa (24/7/2018).

Acara tersebut membahas mengenai "Dagang Fasilitas Penjara: Kenapa Kaget?"

Permadi mengatakan jika hampir semua Lapas di Indonesia terindikasi ada pratik jual beli fasilitas.

Untuk itu, ia mengoreksi judul tema acara yang dipakai Karni Ilyas.

Menurutnya, judul acara seharusnya "Kenapa Pura-pura kaget".

"Karena saya yakin, Bapak Menteri, Bapak Dirjen, Bapak Kanwil dan lain sebagainya sudah tahu puluhan tahun yang lalu Pak, bahwa di semua penjara di Indonesia ini ada dagang fasilitas," katanya.

Permadi menyebutkan jika pratik tersebut dibiarkan, paling sekali sidak, diperbaiki, tapi tumbuh lagi.

"Terus menerus sampai puluhan tahun, jadi mereka itu pura-pura kaget Pak," ujar Permadi.

Permadi pun menceritakan pengalamannya.

Di mana ia memiliki banyak teman yang dipenjara dan ia mengunjunginya.

Ketika mengunjungi teman-temannya, ia mengetahui jika di lapas-lapas lain juga ada pratik dagang fasilitas.

"Saya ini punya teman, antara lain bintang film, penyanyi, politisi, anggota DPR, anggota pemerintahan, polri, TNI, dan lain sebagainya.

Dan banyak di antara mereka masuk di dalam penjara.

Antara lain, Gatot di Lombok, saya jenguk dia menangis, saya tanya bagaimana keadaan di penjara? Sama, banyak dagang fasilitas.

Saya jenguk Roy Marteen di penjara Surabaya, sama, banyak dagang fasilitas.

Saya jenguk DL Sitorus, dia yang menggunakan banyak fasilitas, setahun enam bulan kira-kira di rumah sakit.

Menerima tamu-tamu, pedagang, dan lain sebagainya, sama," ungkap Permadi.

Permadi kemudian menyatakan jika dirinya pernah menjenguk Antasari Azar di penjara.

Antasari kemudian menceritakan semua pengalamannya.

"Saya cerita ke Pak Jusuf Kalla, Pak Jusuf Kalla tertarik, minta saya mengantarkan ke Pak Antasari, minta dikenalkan dan lain-lain.

Saya kenalkan, Pak Jusuf Kalla sampai 3 kali ke penjara, semua digali, tapi tidak ada penyelesaian.

Pak Jusuf Kalla tidak berani mengambil rintangan, apa yang disampaikan Pak Antasari," kata Permadi.

Ia lantas menyinggung soal penjara Sukamiskin.

"Saya kurang setuju jika namanya itu Sukamiskin, sebenarnya suka kaya, karena yang dipenjara di sana itu koruptor-koruptor mulai puluhan juta, ratusan juta, puluhan miliar, ratusan miliar, sampai triliunan.

Saya merasa kesalahan besar konsep menyatukan seluruh koruptor dalam satu penjara, itu kesalahan besar," sambungnya.

Menurutnya, memang benar jika di Lapas Sukamiskin ada kamar-kamar mewah, bahkan saking mewahnya ada yang disebut sebagai kamar istana.

"Saya yakin Pak Menteri, Pak Dirjen, Pak Kanwil, dan semua itu tahu pak, bahkan saya yang tidak mengurusi napipun tahu persis bahwa di seluruh Indonesia terjadi dagang fasilitas," jelasnya.

Selain dagang fasilitas, Permadi pun mengungkap adanya praktik penyalahgunaan narkoba di lapas.

Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.



[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita