Saling Tunggu Nama Cawapres, Fadli Zon: Kubu Jokowi Lebih Sulit untuk Memilih Cawapres

Saling Tunggu Nama Cawapres, Fadli Zon: Kubu Jokowi Lebih Sulit untuk Memilih Cawapres

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan Pilkada 2018 akan menjadi pertimbangan Gerindra untuk menjalin koalisi.

Terutama dengan PKS yang sudah menjalin kerjasama kuat di Pilgub Jawa Barat dan Jawa Tengah.

‎"Kita akan merajut koalisi secara intensif, lebih serius, disamping menyiapkan tentu saja armada untuk memilih Pileg," kata Fadli Zon di Kompleks‎ Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (28/6/2018) sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com.

Fadli mengatakan selain dengan PKS prioritas penjajakan komunikasi untuk menjalin koalisi akan dila‎kukan dengan partai di luar koalisi pemerintah, diantaranya PAN, Demokrat dan PKB.

‎"Kalau yang lain kan sudah memberikan satu pernyataan yang mendukung pemerintah sekarang," katanya.

Fadli mengatakan tidak menutup kemungkinan partai yang kini telah menyatakan dukungan kepada Joko Widodo berubah haluan.

Apalagi Jokowi menurutnya kini kesulitan menentukan Cawapres karena banyaknya partai pengusung.

"Kita lihat saja, terutama mereka akan lebih kesulitan memilih Cawapres, ketimbang pak Prabowo. Pak prabowo realtif lebih mudah. Mereka (Jokowi) akan lebih sulit untuk memilih cawapres, kalau yang dipilih A, yang B tidak terlalu senang, C juga demikian, begitu juga lain lain," pungkasnya.

Demokrat menunggu

Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Partai Demokrat yang berpotensi membentuk poros baru hingga kini masih belum menentukan capres dan cawapres untuk pilpres 2019.

Partai Demokrat baru akan menentukan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden 2019 setelah nama calon wakil bagi Joko Widodo dan Prabowo Subianto dirilis secara resmi.

Namun, menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan langkah itu bukan berarti Demokrat akan membentuk poros ketiga.

"Bukan, bukan kami akan membentuk poros ketiga. Itu (poros ketiga) belum pasti," ujar Syarief saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2018).

Partai Demokrat hanya ingin melihat peta koalisi dukungan secara lebih lugas.

Sebab, partai politik besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut masih menunggu beberapa hal.

Antara lain, menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal gugatan presidential threshold jadi 0 persen.

Selain itu, menunggu kadernya, Agus Harimurti Yudhoyono, disambut oleh partai politik lain sebagai calon wakil presiden yang diusung pada Pilpres 2019.

"Kami, kan, punya strategi. Nah, salah satunya itu karena itu semua sudah keputusan partai," lanjut dia.

Syarief mengakui, masih ada hal lain yang menjadi pertimbangan mengapa Partai Demokrat memilih menunggu terang peta koalisi Pilpres 2019.

Namun, ia menolak membeberkannya.

"Nanti ketahuan ya, enggak mungkinlah saya buka. Yang jelas kemungkinan (untuk berkoalisi dengan kubu Jokowi atau Prabowo) masih ada," ujar dia.[tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA