Ramai-ramai Imbau Setop Panggilan 'Cebong-Kampret'

Ramai-ramai Imbau Setop Panggilan 'Cebong-Kampret'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Maraknya panggilan 'kecebong' dan 'kampret' di media sosial terkait dukungan politik membuat gerah. KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) hingga Wagub DKI Sandiaga Uno dan sederet tokoh politik mengimbau panggilan itu dihentikan. 

"Jadi jangan panggil dengan gelaran yang buruk. Yang satu panggil kecebong, yang satu panggil kampret," kata Aa Gym, dalam acara Kajian Tauhid, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (8/7/2018). 

Senada dengan Aa Gym, Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) tak ingin ada lagi panggilan kecebong dan kampret di tengah masyarakat. Dia meminta masyarakat saling menghargai. 

"Sesama manusia saling menghargai. Menurut saya, itu (cebong dan kampret) bagian-bagian yang harus dihilangkan dari ruang publik," kata TGB.

Imbauan Aa Gym itu disambut Sandiaga Uno. Dia sendiri mengaku sebal dengan panggilan itu. 

"Setuju, saya paling nggak suka itu kata-kata itu. Saya paling sebel banget dengar kata kecebong-kampret. Menyebut nama-nama yang merendahkan. Kita sepakat banget sama Aa Gym," kata Sandiaga.

Golkar yang mendukung Jokowi, menilai imbauan Aa Gym itu patut diikuti semua elemen masyarakat. Sementara itu, Gerindra yang dipimpin Prabowo, mengapresiasi imbauan Aa Gym itu. 

Relawan pendukung Jokowi yang tergabung dalam Projo (Pro-Jokowi) sepakat dengan ajakan tersebut. "Kami setuju dengan saran Aa Gym. Politik di Indonesia harus selalu dan tetap menampilkan wajah kemanusiaannya. Menurut saya tak elok menyebut satu atau kelompok tertentu dengan sejenis hewan. Apalagi itu dalam konteks politik," tutur Ketum Projo Budi Arie Setiadi 

Ajakan untuk menyetop panggilan cebong dan kampret itu juga datang dari Neno Warisman. Dia mengaku tidak pernah memakai istilah itu.

"Saya memang dari awal tidak pernah sekalipun menggunakan kata tersebut. Saya itu sangat menyayangi manusia. Bagi saya, mereka belum tahu apa yang kita lakukan dan mungkin juga hal itu yang menjadi kekurangan kita, karena kita belum artikulatif, belum mampu menjelaskan kenapa kita tidak mau. Misalnya memilih presiden yang baru atau yang lain," ucap Neno.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita