Prabowo Ingatkan soal Pernyataan, jika Perang RI Hanya Bertahan 3 Hari

Prabowo Ingatkan soal Pernyataan, jika Perang RI Hanya Bertahan 3 Hari

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri halal bilhalal Dewan Dakwah Indonesia di Jakarta, Sabtu 14 Juni 2018. Dalam pidatonya, Prabowo menilai Indonesia sedang berada di titik yang kritis karena kekayaan Indonesia dikuasai asing dan segelintir elite bangsa.

"Kita menuju titik kritis, yaitu badan kalau hilang darahnya sekian cc, di ujungnya kolaps. Bangsa yang kaya dicuri terus dan pasti akan kolaps tidak usah ragukan itu. Elite selalu menari-menari mengatakan kondisi bagus, rupiah tidak ada masalah," ujarnya.

Dalam lima tahun, menurut Prabowo, nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot hingga sebesar Rp5.400. Pada 2013, ia mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp9.000. Namun, kini nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp14.400.

"Berarti kita tambah miskin 60 persen. Jadi penghasilan kita sekarang nilainya dua per tiga lebih kurang daripada lima tahun lalu. Sistem ekonomi sekarang membawa kita ke arah kemiskinan. Dua per tiga tambah miskin dalam lima tahun dan lima tahun lagi kira-kira berapa kali miskin, kita akan jatuh," ujarnya.

Tak hanya menyoroti nilai tukar rupiah, Prabowo menuturkan banyak hasil bumi Indonesia yang saat ini keuntungannya hanya dirasakan segelintir orang dan asing.

"Tinggal upah buruh yang tinggal. Jadi tidak ada uang di Indonesia. Karena upah murah dan tidak ada kesejahteraan," ujarnya.

Bahkan, dengan fakta itu, sesuai dengan pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, ia mengatakan bahwa jika terjadi perang di Indonesia, negara ini tidak akan bertahan selama tiga hari.

"Menteri pertahanan pemerintahan mengatakan kalau jadi perang Indonesia hanya sanggup perang tiga hari. Jadi peluru kita hanya tiga hari. Bayangkan NKRI jaya tapi peluru kalau diserang hanya tiga hari, artinya kita lemah," katanya.

Ia pun sempat menyinggung pernyataan bahwa kondisi TNI dan Indonesia kini lemah. Namun, banyak orang yang memprotesnya. Dengan kondisi Indonesia saat ini, ia pun yakin tidak ada keadilan, kesejahteraan, dan kedaulatan.

"Sistem ekonomi sekarang adalah hanya menguntungkan orang yang punya uang. Mereka membeli tokoh kita dan mengadu domba. Justru ini yang sedang diobrak-abrik, pecah, kuasai. Semua organisasi dipecah sehingga kita tidak jelas. Ini yang terjadi, tokoh yang harapkan patriotik dan arif ujungnya kalah dengan kekuatan uang. Ini tantangan yang dihadapi. Dibutuhkan suatu kesadaran dan tekad untuk menyelamatkan negara kita," ujarnya. [viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA