Ngabalin: Ratna Sarumpaet Main Provokasi di 'Air Keruh' Danau Toba

Ngabalin: Ratna Sarumpaet Main Provokasi di 'Air Keruh' Danau Toba

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pihak Istana Kepresidenan membela Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang terlibat ribut-ribut dengan aktivis Ratna Sarumpaet di tepi Danau Toba. Pihak Istana menilai Ratna telah memprovokasi keluarga korban KM Sinar Bangun.

"Sebetulnya Mbak Ratna itu datang di ujung akhir pencarian korban. Jadi wajar kalau dia tidak banyak tahu dan terkesan memprovokasi keluarga korban," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada detikcom, Selasa (3/7/2018).

Ngabalin punya penilaian secara umum soal Ratna, yakni sosok yang sering mengkritik yang cenderung bermuatan fitnah.

Terakhir Ratna ribut di Danau Toba, saat para keluarga korban butuh dukungan semangat karena sedang dirundung duka, sanak familinya karam di kedalaman 450 meter di Danau Toba. Seolah-olah, Ratna bermain di air keruh di Danau Toba.

"Menurut saya tidak boleh ada yang main di air keruh. Tidak boleh, siapapun itu," tutur Ngabalin.

Ngabalin juga mengingatkan agar para keluarga korban tidak terporvokasi oleh Ratna. Alih-alih memprovokasi, sebaiknya semua pihak memberi semangat kepada keluarga korban. Ratna diingatkannya agar tak membawa gaya Jakarta ke Danau Toba.

"Sudahlah, jangan bawa gaya dan tingkah laku Jakarta ke wilayah korban. Tolonglah. Kasihan nanti. Itu kan orang berduka," imbau Ngabalin kepada Ratna.

Pakai Pukat Harimau atau Hentikan Pencarian

Ngabalin lantas menceritakan kronologi pengambilan keputusan penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba. Pada hari ke-14 pencarian korban atau Minggu, 1 Juli 2018, Bupati Simalungun memimpin rapat bersama para pemangku kepentingan dan keluarga korban.

Bupati lantas menawarkan dua opsi kepada pihak keluarga korban. Opsi pertama, meneruskan pencarian dengan segala risikonya. Pencarian dan evakuasi korban ditawarkan menggunakan alat pukat harimau.

"Konsekuensinya terhadap kondisi korban yang sekitar 14 hari tenggelam itu sangat mungkin ketika dilakukan pengangkatan ke darat, kondisi korban tidak utuh dan rusak. Risiko bagi petugas evakuasi adalah sangat membahayakan bagi keselamatan petugas," tutur Ngabalin.

Opsi kedua, proses pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Opsi kedua inilah yang diterima pihak keluarga. Acara tabur bunga bersama kemudian dilakukan.

"Meskipun ada satu-dua keluarga yang tetap berharap dilakukan pencarian korban, maka Basarnas, Kemenhub, dan pemerintah mengambil keputusan bahwa pencarian tetap dilakukan di sekitar Danau Toba kalau kalau ada korban terapung di permukaan," kata Ngabalin.

Pihak Jasa Raharja berkomitmen membayar klaim asuransi kepada pihak 164 korban yang hilang. Akan dibangun pula monumen di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, sebagai peringatan kecelakaan KM Sinar Bangun sekaligus tempat ziarah bagi keluarga korban.

"Secara nasional, pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan per hari ini, Selasa 3 Juni 2018. Tetapi pencarian tim Basarnas setempat yang berlokasi di Pelabuhan Ajibata tetap dilakukan penyisiran di permukaan Danau, kalau-kalau ada korban yang mengapung," tutur Ngabalin.

Soal penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun, sempat terjadi ribut-ribut antara Ratna Sarumpaet dengan Luhut Pandjaitan di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (2/7/2018) pagi kemarin.

"Jangan ada yang berani menghentikan sebelum semua mayat diangkat! Semua mayat diangkat baru boleh berhenti," kata Ratna ke arah Luhut, di bawah tenda Posko, kemarin.

Ratna memprotes penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun kepada Luhut. Ratna mengaku telah didatangi keluarga korban yang ingin agar pencarian terus dilanjutkan sampai jenazah diangkut dari dasar Danau.

"Saya tanya ke rakyat (keluarga korban), mereka menyatakan biar cuma selendangnya, kami mau (korban) diangkut. Kami tidak mau pencarian dihentikan," tutur Ratna kepada detikcom, kemarin.

Ratna tak bisa menerima alasan Tim SAR yang menghentikan pencarian korban. "Buat saya itu aneh, kenapa pencarian itu dihentikan," kata Ratna. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita