Liputan Bloomberg Mengungkap Divestasi Freeport Terkait Kepentingan Pilpres 2019

Liputan Bloomberg Mengungkap Divestasi Freeport Terkait Kepentingan Pilpres 2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Media bisnis internasional terkemuka Bloomberg dalam liputannya berjudul "Freeport Unveils Indonesia Price But Plenty Left to Resolve" yang terbit pada 12 Juli 2018 mengungkap tentang divestasi/pembelian saham Freeport oleh pihak pemerintah Indonesia.

Bloomberg mengungkap pernyataan langsung dari pihak Freeport-McMoRan Inc.

CEO Freeport-McMoRan Inc Richard Adkerson menyatakan bahwa kesepakatan antara Freeport dengan pemerintah Indonesia terkait divestasi 51% saham masih jauh dari kata selesai.

Kutipan:

Freeport made it clear that there are still big issues to be resolved. They include: finalizing the company’s long-term rights in Indonesia until 2041, negotiating terms that would allow Freeport to maintain operational control once it’s no longer the biggest stakeholder, and coming to an agreement on environment matters, including its treatment of tailings waste.

[Freeport menegaskan bahwa masih ada masalah besar yang harus diselesaikan. Termasuk: menyelesaikan hak jangka panjang Freeport di Indonesia hingga 2041, menegosiasikan ketentuan yang akan memungkinkan Freeport untuk tetap menjadi pengendali operasional setelah tidak lagi menjadi pemilik saham terbesar, dan mencapai kesepakatan tentang masalah lingkungan, termasuk penanganan limbah tailing.]

Begitupula dengan pernyataan dari pihak Rio Tinto Group (Inggris).

“Given the terms that remain to be agreed, there is no certainty that a transaction will be completed. Any final agreements will be subject to approval by the necessary government regulators and authorities,” Rio said in a statement.

[“Mengingat persyaratan-persyaratan yang masih tersisa untuk disepakati, tidak ada kepastian bahwa transaksi akan selesai. Setiap perjanjian akhir akan tunduk pada persetujuan oleh regulator dan otoritas pemerintah yang diperlukan,” kata Rio dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Bloomberg]

Urusan Freeport masih jauh dari kata selesai, tapi kenapa kok seolah-olah sudah final dan seakan-akan menjadi kemenangan Indonesia?

Bloomberg mengutip dari Bill Sullivan, hal ini karena terkait kepentingan Pilpres 2019.

“This is significantly less than many people in Indonesia were expecting and nowhere near the “completion of divestiture by the end of July” referred to in the numerous statements from Government officials over the past few months,” Bill Sullivan, a lawyer specializing in mining at Christian Teo & Partners in Jakarta said by email.

The deal is likely “a face-saving strategy for the Government and designed to give the President some “political cover” for next year’s elections,” he said.

["Ini (kesepakatan yang sudah terjadi) tidak signifikan, sangat jauh daripada yang diperkirakan banyak orang di Indonesia dan tidak mendekati "penyelesaian divestasi pada akhir Juli" sebagaimana disebutkan dalam banyak pernyataan dari pejabat Pemerintah Indonesia selama beberapa bulan terakhir," Bill Sullivan, seorang pengacara yang mengkhususkan diri dalam penambangan di Christian Teo & Partners di Jakarta mengatakan melalui email.

Kesepakatan itu mungkin sekali "strategi menyelamatkan muka untuk Pemerintah dan dirancang untuk memberikan Presiden beberapa "cover politik" (kepentingan politik) untuk pemilihan (pilres) tahun depan (2019)," katanya.]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA