Kronologis Yusril Diadang Massa, Arifin Ilham Turun Tangan

Kronologis Yusril Diadang Massa, Arifin Ilham Turun Tangan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Yusril Ihza Mahendra diadang massa hingga tertahan hampir setengah jam di pintu gerbang Bandara Gusti Sjamsir Alam Kotabaru, Kalsel, Jumat (6/7) sore.

Massa membawa spanduk yang ditulisi “Menolak kedatangan Yusril Ihza Mahendra si pembela tambang batubara SILO Group di Pulau Laut”.

Kerumunan pria itu memakai busana muslim. Ada Dirut Politeknik Ibnu Faozi, Kades Sebatung Awaludin di tengah kerumunan massa yang merupakan warga Pulau Laut.

Massa sudah memadati kawasan depan bandara sebelum azan Jumat. Dari informasi di lapangan, aparat kepolisian mengerahkan 250 personel mengamankan bandara.

Sesudah Jumatan tampak Dandim 1004 Kotabaru Letkol Inf Rony Fitriyanto, Kapolres Kotabaru AKBP Suhasto memasuki bandara. Sekitar pukul 13.30 pesawat yang membawa Yusril tiba di bandara.

Sebelumnya, warga meminta setiap kaca mobil yang melintas dibuka, mereka memeriksa apakah ada Yusril di dalam atau tidak. Dan ketika mendengar pesawat Yusril sudah tiba, mereka ramai berteriak menolak Yusril masuk ke Pulau Laut. Aparat kepolisian memasang pagar betis dengan tameng di depan massa.

Sekitar setengah jam lamanya Yusril belum juga keluar. Massa terus berteriak. Sekitar pukul 14.00 terlihat Yusril keluar bandara, dikawal ketat polisi. Tampak di sana Kapolres dan Dandim. Mereka berjalan kaki menuju gerbang luar bandara, tempat massa mengadang.

Terlihat dalam rombongan Yusril, beberapa kader PBB Kotabaru. Juga ada Manajer PT Sebuku Tanjung Coal (Sebuku Group), Yohan Gessong. Melihat Yusril datang massa kembali ramai berteriak, sempat terjadi dorong-dorongan dengan petugas polisi yang memakai tameng. Terdengar teriakan marah warga saat terkena tameng polisi.

Di hadapan massa, Yusril meminta mikrofon. Dia meminta warga mau dialog terbuka dengannya. Sama-sama berdiri di atas dan berbicara. Tapi warga meneriakkan kata tidak. "Tidak ada negosiasi, Yusril balik kanan kami balik kiri," terdengar teriakan.

Kecaman berkali-kali terdengar. Warga mengatakan Yusril sudah menjual Pulau Laut dan lainnya. Keadaan itu berlangsung sekitar 20 menit. Tiba-tiba datang Ariffin Ilham ulama kondang asal Kalsel. Dia bersama Kapolres kemudian ke depan, di hadapan massa.

Kapolres mengatakan, Ariffin ingin menyampaikan beberapa hal. Juga doa bersama. Sembari mencium tangan Ariffin, Kapolres menyerahkan mik.

Di atas semacam undakan, Ariffin mengajak massa bersalawat. Kemudian dia menjelaskan, kedatangannya ke Kotabaru untuk ceramah agama di Masjid Raya Khusnul Khatimah. Dia mengungkapkan, kedatangan dirinya dan Yusril berbeda agenda. Meski begitu dia meminta warga mengizinkan Yusril masuk ke Pulau Laut menyelesaikan urusannya.

Namun warga menolak. Kata warga Yusril membela penambang batubara. Yusril salah dan lain sebagainya. Ariffin mengatakan, sesama muslim bersaudara. Semua orang pasti katanya punya salah, namun dia meminta muslim menunjukkan akhlak yang baik kepada sesama.

Usai meminta jalan, Ariffin turun dan melangkah maju. Kapolres dan Dandim serta polisi lainnya membenteng ketat. Yusril pun berjalan di belakang Ariffin. Terjadi aksi dorong-dorongan di sana. Namun akhirnya rombongan Yusril dapat masuk ke dalam bis polisi. Mereka kemudian bergerak ke arah kota.

Kemana Yusril? Dia menuju lapangan basket indoor di depan Makodim 1004 Kotabaru sekitar dua kilometer dari pusat kota. Lapangan basket dipenuhi kursi, di sana sudah banyak warga. Tampak beberapa orang berbaju panitia dengan lambang Sebuku Group, perusahaan tambang batubara di Pulau Laut.

Di salah satu sudut tampak panggung panjang. Di tengahnya ada mimbar. Di depan mimbar ditempel lambang dan nama Sebuku Group. Di belakangnya ada spanduk bertulisan: Halalbihalal Sebuku Group dan masyarakat Pulau Laut. Tampak hadir Dirut Sebuku Group Mayjen TNI Purnawirawan Soenarko.

Apa yang disampaikan Yusril dalam sambutan atau ceramahnya? Beragam, mulai dari hukum sampai kondisi negara dan soal tambang Pulau Laut. Negara Indonesia katanya akan maju jika hukum ditegakkan dengan maksimal.

Untuk tambang Pulau Laut katanya kerusakan lingkungan besar-besaran tidak akan terjadi jika tambang dikelola dengan baik. Dia memberikan contoh tambang timah di kampung halamannya. Katanya Belitung sudah ditambang ratusan tahun tapi sekarang tetap jadi destinasi wisata andalan.

Dia juga mengatakan, tidak ada demo terus menerus di Belitung terkait kegiatan tambang timah. Kenapa? Yusril mengatakan, buruh diberi jaminan oleh perusahaan. Juga perusahaan di sana memberikan listrik dan air gratis kepada warga.

Air di Belitung harus diolah sedemikian rupa. Karena kalau langsung dikonsumsi akan merusak gigi. Dia kemudian memberikan bukti, giginya di depan sebutnya palsu semua.

Yusril juga menyampaikan bahwa Indonesia harus lebih baik ke depan. Dulu katanya Malaysia mendatangkan orang pintar dari Indonesia. Sekarang sudah berubah. Untuk itu tegas dia, Indonesia harus berubah. "Jokowi bilang kerja kerja kerja. Tapi mana lapangan pekerjaannya," kata Yusril disambut tepuk tangan.

Usai sambutan, Sebuku Group kemudian memberikan bantuan kepada warga di atas panggung. Usai acara Radar Banjarmasin berkesempatan wawancara dengan Yusril. Pengadangan di bandara dia anggap bisa saja. Katanya dia sudah meminta massa dialog tapi massa tidak berani.

"Menghadapi demo seperti itu saya biasa. Dulu kalau saya didemo gitu saya bukan mundur, malah saya datangi. Dan saya ajak berdialog dan saya ajak ngomong. Tadi pun saya sudah mulai ngomong pakai mik itu. Saya bilang sama yang orasi itu, ayo dong saya juga berdiri di situ, biar saya ngomong juga, tapi mereka gak berani."

Disampaikan bahwa tiga periode bupati di Kotabaru yang menang semuanya membawa jargon tolak tambang, yang artinya bahwa memang masyarakat Kotabaru ada yang menolak tambang. Yusril mengatakan pro dan kontra biasa dalam demokrasi. Meski kata dia yang pro tambang biasanya pasif. Tidak seperti yang kontra kata dia.

"Biasanya yang pro itu silent, dia pasif. Yang kontra biasanya sangat proaktif. Apalagi ada yang mendorong mereka begitu," jelasnya.

Lanjut Yusril, tidak ada keputusan yang bisa menyenangkan semua orang. "Tidak bisa dikatakan ketika ada sebuah keputusan diambil yaitu harus digugurkan karena permintaan-permintaan atau demo-demo dari sekelompok orang, gak bisa."

Terkait ancaman kerusakan lingkungan yang disuarakan masyarakat kontra tambang, kata dia, sudah semua dibantah di pengadilan. "Diberi kesempatan kepada gubernur menghadirkan ahli-ahli lingkungan di pengadilan, dia hadirkan, kita bantah semua di situ," ujarnya.

Sementara itu, Dirut Politeknik Kotabaru Ibnu Faozi yang ikut mengadang Yusril di bandara mengatakan, mereka turun ke lapangan dadakan. Ide itu sebutnya muncul spontan saat Yusril dikabarkan akan ke Pulau Laut.

Dia mengaku, aksi itu murni aspirasi warga. Kenapa tidak mau dialog dengan Yusril? Kata dia posisinya sudah jelas, Yusril pro tambang, mereka menolak tambang. Sehingga ujarnya, tidak akan ada titik temu meski dialog diadakan.

Namun Ibnu menjamin warga tidak akan anarkis meski Yusril memaksa masuk Pulau Laut. "Dorong-dorongan itu bentuk kekecewaan saja. Dari dulu, sejak tahun 2000 kami sudah menolak tambang di Pulau Laut. Yang terjadi di bandara hanya bentuk kecewa,” tandasnya.[jpnn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA