Arief Poyuono: Jujur Dong Pak Jokowi, Utang Kita Sudah Rp 6 Ribu T?

Arief Poyuono: Jujur Dong Pak Jokowi, Utang Kita Sudah Rp 6 Ribu T?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo jujur mengakui kalau keuangan negara saat ini sedang payah. Utamanya terkait besaran utang luar negeri yang kian menggunung.

"Jujur dong Kangmas Joko Widodo. Jawab dan jangan diam saja! Tolong Pak Joko Widodo jujur terhadap keadaan keuangan negara dong. Utang sudah mencapai berapa sebenarnya. Apa sudah Rp 6,000 triliun?" ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (6/7).

Anak buah Prabowo Subianto ini juga meminta penjelasan terkait kebenaran tentang kabar pemerintah yang menjual Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi kepada para investor luar negeri senilai 40 miliar dolar AS atau setara Rp 540 triliun, namun bakal dilepas karena nilai tukar rupiah semakin terpuruk.

"Lalu ada info dari fund manager di Singapura dan Hongkong kalau dalam tiga minggu ke depan akan terjadi capital flight dari pasar modal Indonesia sebanyak 20 miliar dolar AS," tandasnya.

Ketua Umum Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (SP BUMN) Bersatu ini juga mempertanyakan bagaimana tanggapan Jokowi soal hasil prediksi para analis harga minyak dunia dan para trader yang katanya harga minyak mentah dunia bulan depan akan segera mencapai kisaran 70 dolar AS sampai dengan 80 dolar AS per barrel. Sementara Indonesia setiap harinya butuh duit senilai 180 juta sampai 200 juta dolar AS untuk mengimpor BBM.

"Kemudian komoditas ekspor yang jadi andalan Indonesia yaitu produk CPO sudah tidak diterima masuk ke China dan Eropa. Sehingga ekspor CPO makin turun volumenya dan harganya (turun drastis). Ditambah lagi ada pungutan ekspor CPO sebesar 50 dolar AS per ton," lanjut Arief.

Kondisi itu, jelas Arief diperparah karena Indonesia akan menghadapi perubahan iklim. Alhasil, nantinya pemerintah tentu akan banyak mengimpor bahan pokok seperti beras, jagung, dan lain-lain. Sementara, nilai tukar dolar masih meroket terhadap rupiah.

"Tolong Pak Joko Widodo kasih penjelasan dong. Hati-hati loh bulan Agustus 2018 akan ada jatuh tempo utang-utang luar negeri milik pemerintah dan swasta. Banyak kebutuhan dolar kita," katanya memperingatkan.

Lebih lanjut Arief pun menyindir Jokowi yang pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu pernah menyatakan kalau dolar hanya akan berada di bawah Rp 10 ribu jika dia dan JK terpilih.

"Mau muntah deh. Waduh gimana ya ibu-ibu yang belanja ke pasar, pasti pusing kepala deh harga tempe, tahu, telur, gula pasti mahal harganya maklum masih impor dan dikuasai mafia impor pangan," ketusnya.

Belum lagi, tambah Arief, harga susu untuk anak-anak juga pasti akan naik selangit.

Dia pun berharap kondisi itu tidak diperparah dengan perusahaan-perusahaan atau pabrik-yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kasihan para kaum buruh jika terjadi PHK akibat pabrik pada tutup karena sudah enggak bisa untung. Belanja bahan baku impornya naik, tinggi biayanya," imbuhnya.

Nah, demi mengatasi semua masalah ekonomi bangsa itu, Arief menegaskan satu-satunya jalan hanyalah memenangkan Prabowo Subianto pada Pilpres tahun depan.

"Ayo masyarakat mau ganti presiden enggak tahun 2019. (Kalau tidak) apa mau dolar tembus ke Rp 17 ribu?" demikian Arief Poyuono.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita