GNPF Gelar Ijtima Ulama Wujudkan 2019 Ganti Presiden

GNPF Gelar Ijtima Ulama Wujudkan 2019 Ganti Presiden

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gerakan Nasioanal Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar ijtima (pertemuan) ulama dan tokoh nasional. Acara tersebut digelar di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, 27-28 Juli. Hasil dari ijtima ini akan menjadi dasar Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang terlibat dalam Koalisi Keumatan untuk mengusulkan cawapres pendamping capres Prabowo Subianto.

Ijtima digelar dengan tujuan untuk mencari solusi dari persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Termasuk mencari sosok pemimpin yang bisa membawa perubahan Indonesia lebih baik.

Memuluskan #GantiPresiden2019

Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan, ijtima ulama ini sebagai alat untuk memuluskan hashtag ganti presiden 2019 alias #GantiPresiden2019.

“Ijtima ini memberikan ruang sebesar-besarnya kepada ulama dalam membahas masalah NKRI menyiapkan calon pemimpin. Melalui hashtag ganti presiden, ijtima ini kami gelar,” kata Yusuf dalam jumpa pers di lokasi, Jumat (27/7).

Yusuf melanjutkan, nantinya dalam acara tersebut dihadiri oleh lima ketum parpol yaitu Ketum PAN, Ketum Gerindra, Ketum PKS, Ketum PBB, dan Ketum Berkarya. Selain itu,dia menyebut ijtima juga akan turut dihadiri oleh Ustaz Abdul Somad, Ustaz Arifin Ilham, dan Ustaz Tengku Zulkarnain.

“Ijtima adalah acara puncak dari ulama yang diwakili oleh seluruh ulama GNPF. 5 partai adalah Gerindra, PAN, PKS, PBB, dan Berkarya untuk membentuk koalisi kebangsaan dan keumatan untuk membentuk koalisi,” ujar Yusuf.


“Ustaz Tengku Zulkarnain, Abdul Somad, sudah telepon. Semua konfirm hadir, (ulama) malah sebagian sudah ada yang hadir,” tambahnya.

Agar Dilibatkan di Kabinet

Lebih lanjut, Yusuf menjelaskan, ijtima ini juga bertujuan agar ulama tidak hanya menjadi endorsment politik di tiap ajang pemilu. Padahal, ulama adalah salah satu elemen yang berperan penting dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Selama ini ulama hanya jadi stempel, tokoh nasional dan ulama tidak pernah dilibatkan dalam pemerintahan. Insyaallah jika tokoh nasional yang direkomendasikan menang, bisa melibatkan peran ulama dan tokoh nasional dalam kabinet pemerintahan mendatang,” ujar Yusuf.

“Jadi kita tidak mau lagi hanya sebagai endorsment. Kita tidak mau lagi ulama tidak punya peran. Sejak republik ini berdiri peran ulama tinggi. Ijtima tidak ada pesanan dari kelompok tertentu, capres tertentu, kita mengarah kepada isu dan kriteria. Kalau ada isu kita mendukung salah satu capres itu bukan dilakukan oleh panitia tapi oknum pribadi,” kata dia.

Selama ini ulama hanya jadi stempel, tokoh nasional dan ulama tidak pernah dilibatkan dalam pemerintahan. Insyaallah jika tokoh nasional yang direkomendasikan menang, bisa melibatkan peran ulama dan tokoh nasional dalam kabinet pemerintahan mendatang.
- GNPF

Kesatuan Gerak

Sementara Ketua OC Ijtima Ulama GNPF, Ustaz Nur Sukma, mengungkapkan, menyikapi agenda besar bangsa Indonesia di tahun 2019, yaitu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, umat wajib mengokohkan kembali persatuan umat, persatuan ulama dan kepatuhan umat kepada keputusan dan arahan ulama.

“Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional ini insyaallah akan melahirkan kesatuan sikap, kesatuan gerak dan kesatuan langkah umat Islam dalam menghadapi Pilpres dan Pileg 2019 untuk kemenangan umat Islam dan kemenangan bangsa Indonesia,” jelasnya.

PA 212

Pada Selasa 24 Juli, Ketum PA 212 Slamet Maarif mengungkapkan PA 212 telah mantap akan bersama-sama dengan Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Berkarya dalam koalisi keumatan.

Tak hanya itu, koalisi keumatan juga siap mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan sedang menggodok dua nama cawapres. Hanya saja, ketika ditanya siapa sosok dua cawapres tersebut, PA 212 belum mau mengungkapkan.

Nantinya, pasangan yang diusung dalam pilpres akan dibahas terlebih dahulu menunggu rekomendasi dari Rizieq Syihab dan dimatangkan melalui Ijtima Ulama GNPF yang diselenggarakan tanggal 27-28 Juli.[kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita