Di Balik Pertemuan Ustad Husein Alatas Dengan Dr. Rizal Ramli

Di Balik Pertemuan Ustad Husein Alatas Dengan Dr. Rizal Ramli

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - MEMPERTEMUKAN dua tokoh dengan latar belakang berbeda tidak lah mudah. Yang dibayangkan adalah perselisihan dengan sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi tidak demikian dalam pertemuan dua tokoh antara Dr. Rizal Ramli dan ustad Husein Alatas, pendiri Radio Silaturahmi (Rasil) pada Minggu, 22 Juli 2018.

Sebagaimana diketahui Rizal Ramli berlatar-belakang ekonomi lulusan AS, sedangkan ustad Husein Alatas  berlatarbelakang pendidikan agama lulusan Al Azhar Mesir. Ustad Husein sangat piawai di bidang tafsir Al-Quran. Secara metodologi, Ustad Husein selalu menekankan Al-Quran sebagai rujukan utama. 

Mungkin sepintas bila sosok seperti Rizal Ramli dan Ustadz Husein dipertemukan, pertemuan tersebut hanya sebatas perkenalan dan basa-basi yang bisa jadi tidak lebih dari beberapa menit saja. Diestimasikan paling lama setengah jam. Tapi tidak demikian pada pertemuan tersebut, pertemuan antara Rizal Ramli dan Ustad Husein berlangsung berjam-jam, dari pukul empat sore sampai pukul delapan malam. 

Memang jauh hari, Ustad Husein menghendaki waktu yang panjang dalam pertemuan dengan Rizal Ramli. Empat jam bisa dikatakan sebagai masa pertemuan yang fantastis bagi Rizal Ramli. Pembicaraan hanya terputus ketika tiba waktu salat Maghrib.

Setelah salat berjamaah Maghrib, keduanya lanjutkan pertemuan yang berlangsung seru jauh dari kondisi jenuh di rumah kediaman Ustad Husein Alatas. "Keduanya seakan satu almameter," kata Teguh Santosa, wartawan senior yang mendampingi Rizal Ramli saat itu.

Dalam pertemuan tersebut, Rizal Ramli memulai pembicaraan dengan menggambarkan negara benar-benar dalam kondisi kronis. Bagaimana tidak, BUMN yang mestinya menjadi pengimbang ekonomi negeri ini malah dianggap membebani negara karena terus merugi. Padahal BUMN adalah perusahaan monopoli yang mestinya untung tapi malah rugi. Di sana ada mismanajemen yang dibiarkan berlarut-larut tanpa ada upaya solusi pembenahan yang serius.

Rizal Ramli menambahkan, utang negara terlalu banyak dan sudah menunjukkan indikasi lampu kuning. Maunya Rizal Ramli, pemerintah sudah seharusnya bersikap jujur atas kondisi ini supaya nantinya bisa soft landing. Jangan sampai terulang kembali kondisi 1997 dan 1998.  

Apalagi menurut Rizal Ramli, situasi perekonomian nasional di tahun 1997 dan 1998 sedikit lebih baik dari situasi saat ini. Setidaknya karena dua hal. Pertama, Indonesia masih merupakan eksportir bahan bakar minyak, dan kedua, fragmentasi dan friksi sosial tidak begitu tinggi.

Menanggapi kondisi kronis di negara ini, Ustad Husein menunjukkan kapabilitasnya sebagai tokoh agama yang melek pada kondisi ekonomi rakyat dan nasib negeri ini. Beliau mengkritik pemerintah yang salah kelola negara. Harus diakui pemerintah tidak optimal.

Banyak kebijakan yang tidak pro rakyat. Fungsi BUMN bergeser menjadi ajang kepentingan fee bagi sekelompok orang. BUMN benar-benar menjadi sapi perah bagi sejumlah pejabat yang juga merangkap sebagai pengusaha.

Ustad juga mengkhawatirkan perhatian pemerintah yang tidak serius menangani kondisi pangan di negeri ini. Untuk menjaga harga bawang sepanjang tahun saja, negara ini masih bergantung pada kartel-kartel. Rakyat pun jadi korban.

Sambil menjelaskan bagaimana bawang tersedia dalam kondisi beku di pasar, Ustad mengkritik pemerintah yang sudah semestinya membuat cold storage di berbagai daerah. Hanya dengan cold storage, ketahanan bahan-bahan makanan, buah-buahan dan sayur-sayuran dapat terjaga dalam kondisi segar dan layak konsumsi sepanjang tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Ustad menyayangkan kondisi perdagangan tidak sehat di negara ini. Seraya menegaskan perdagangan atas dasar suka sama suka, Ustad membawakan ayat Al-Quran sebagai landasan perdagangan yang semestinya berlaku di negeri ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (Surat An-Nisa' ayat 29).

Ketika ditanya terkait solusi, Rizal Ramli bukan tipe orang yang tong kosong nyaring bunyinya. Rizal Ramli punya skema jelas untuk menangani kondisi negara saat ini.

Tidak dapat dipungkiri, Indonesia saat ini butuh seorang ekonom yang paham tata kelola negara. Di era kepresidenan Gus Dur harus diakui peran Rizal Ramli sangat penting di bidang ekonomi. Saat itu, Gus Dur bisa duduk manis hanya berurusan dengan politik, tidak pusing pada urusan ekonomi.

Di antara skema yang ditawarkan Rizal Ramli harus ada anggaran yang disisihkan untuk biaya aktivitas partai. Dengan demikian, partai politik tidak lagi mencari uang sendiri yang ujung-ujungnya malah colong anggaran. Saat ini, lebih dari 200 bupati ditangkap dan hampir separuh gubernur di negeri ini dijebloskan ke dalam penjara.

Harus ada terobosan baru untuk menangani negara ini. Model demokrasi ala AS harus ditinggalkan. Kata Albert Einstein, menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang sama adalah stupid. Menurut Rizal Ramli, Jokowi tidak  boleh lanjut ke periode selanjutnya karena tetap dengan pola yang sama dalam menyelesaikan problema negara.

Di penghujung pertemuan, Ustadz Husein menaruh harapan besar pada Rizal Ramli untuk mengubah negeri ini dan menyelamatkannya dari kondisi kronis akut. Bahkan Ustadz Husein menegaskan bukan sebatas bisa diubah, tapi memang harus diubah.

Ustadz Husein juga meminta Rizal Ramli untuk menjaga hak-hak Allah SWT. "Bila hak-hak manusia itu harus diperhatikan, maka hak-hak Allah SWT juga harus menjadi prioritas," ujar Ustad Husein.

Ustad Husein mengimbau Rizal Ramli supaya bertawakal kepada Allah SWT. Hanya dengan cara tawakal, alam akan tunduk menyatu dan membentuk energi luar biasa sehingga kekuatan "kun fayakun" akan menghampiri Rizal Ramli. Semoga Rizal Ramli menemukan kendaraan politik untuk mengubah politik negeri ini. Amin. [***]

Alireza Alatas
pembela ulama dan NKRI/aktivis Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara (SILABNA) [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA