41 Masjid Disebut Terindikasi Radikal, Dahnil Anzar: Bongkar Metodologinya!

41 Masjid Disebut Terindikasi Radikal, Dahnil Anzar: Bongkar Metodologinya!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengingatkan bahwa hasil suatu riset bisa diperdebatkan secara akademik dengan membongkar metodologinya. Pasalnya, dalam setiap penelitian selalu ada subyektifitas penelitinya.

“Hasil riset bisa diperdebatkan secara akademik, ‘bongkar’ metodeloginya, karena dalam setiap penelitian selalu ada subyektifitas penelitinya, termasuk terkait kesimpulan Masjid Radikal yang diambil dari melakukan pengamatan ceramah jum'at Khotib di Masjid tersebut,” tulis Dahnil di akun Twitter @Dahnilanzar.




Sebelumnya, dalam rilis survei “Masjid radikal”, Ketua Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad mengatakan, 41 masjid pemerintah terindikasi radikal.

Masjid yang terindikasi radikal itu dibagi tiga kategori, yakni tinggi, rendah dan sedang. "Dari 100 masjid itu 41 kategorinya radikal. Radikal rendah itu tujuh masjid, radikal sedang 17 masjid, dan radikal tinggi itu 17 masjid," ujar Agus (09/07).

Pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki turut menyoal hasil survei P3M itu. Ibnu Masduki menilai, hasil survei P3M itu merupakan bentuk adu domba sesama umat Islam.

"Gairah keagamaan muncul di masjid-masjid pemerintah, tetapi ini dicap radikal. Ini membuat ketakutan umat Islam pergi ke masjid," tegas Ibnu Masduki kepada intelijen (10/07).

Menurut Ibnu Masduki, hasil survei itu sangat bertolak belakang dengan pernyataan Wakapolri yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin. "Apalagi masjid pemerintah, tentunya ada pengawasnya yang mengisi penceramahnya," papar Ibnu Masduki.

Kata Ibnu Masduki, survei ini lebih bernuansa politis, karena kelompok tertentu tidak bisa mengisi ceramah di masjid pemerintah. "Karena kelompok ini sering memunculkan pernyataan kontroversi dan membingungkan umat, jadi tersisih di lingkungan masjid pemerintah," papar Ibnu Masduki.

Ibnu Masduki tidak mau menyebutkan kelompok yang dimaksud. "Publik bisa menilai sendiri ketua umum ormas dan pengikutnya yang membuat umat Islam menjadi menjauh," pungkas Ibnu Masduki. [itoday]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA