Kisah Suyono, Pensiunan Polisi Mengabdikan Diri Jadi Marbot Masjid

Kisah Suyono, Pensiunan Polisi Mengabdikan Diri Jadi Marbot Masjid

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ramadan menyisakan kesan mendalam bagi Suyono (60). Pensiunan polisi berpangkat Brigadir itu menemukan jalan spiritual bersamaan datangnya bulan suci.

Begitu memasuki masa purna tugas 2 tahun silam, pria bertubuh tambun ini menghabiskan waktunya menjadi marbot masjid. Keputusan itu diambil atas keinginan sendiri.

"Awalnya saya bantu-bantu. Lalu saya putuskan sepenuhnya menghabiskan sisa usia saya dengan memelihara masjid ini," ucap Suyono ditemui detikcom di Masjid Nurul Iman, Lingkungan Ngampel, Ploso, Pacitan, Sabtu (2/6/2018).

Perjalanan bapak dua putra menuju pencerahan tidaklah berlangsung singkat. Selama memangku tugas penegak hukum Suyono mengaku jarang datang ke masjid. Kesibukan bekerja bahkan acap kali memaksanya meninggalkan kewajiban kepada Sang Khalik. Hingar bingar duniawi membuat Suyono kian jauh terbawa kehampaan hidup.

Kegalauannya makin memuncak saat mendapati beberapa rekan seangkatannya meninggal di usai muda. Beberapa orang lainnya menderita sakit tanpa sebab. Di tengah kecamuk perasaan takut nasib serupa menimpa, suami Kiptiyah (56) ini memutuskan mengabdikan diri untuk agama. Dia pun bersyukur masih mendapat kesempatan mengisi sisa usianya untuk kebajikan.

Suyono memutuskan mengabdikan diri untuk agama/

"Setelah melihat itu semua saya tergugah. Lho, saya masih diberikan kesehatan ini untuk apa ya? Tidak lain ya hanya untuk beribadah," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Saat takmir terbentuk, memang ada 2 warga yang ditetapkan menjadi petugas pemelihara masjid. Salah satunya Suyono. Panitia pun menganggarkan dana bulanan untuk uang lelahnya. Namun saat uang akan diserahkan, tanpa sungkan Suyono menolaknya. Bahkan dirinya mengancam berhenti jadi marbot jika dipaksa menerima honor.

Keseharian Suyono memang lebih banyak dihabiskan di masjid yang berjarak hanya 50 meter dari rumahnya. Bersih-bersih, mengepel lantai, hingga menyiram halaman masjid menjadi rutinitas Suyono tiap hari.

Suaranya pun kerap terdengar melalu pengeras suara mengumandangkan seruan adzan hampir di tiap waktu salat wajib. Pun saat ada warga meninggal, Suyono yang pertama kali menyiarkan melalui corong.

Bagi warga sekitar, keseharian Suyono dekat dengan sikap suka menolong. Di banyak kesempatan, dia selalu berada di depan untuk kegiatan kemasyarakatan. Tak hanya di bidang peribadatan, pria kelahiran Kecamatan Pringkuku tersebut juga dikenal rajin kegiatan lingkungan. Seperti kerja bakti maupun membantu warga yang berduka.

"Memang sejak pensiun beliau cukup aktif di lingkungan. Kami sangat senang karena beliau juga masjid kita ini selalu bersih dan terawat," papar Didik Purwoko, Ketua RT 02 Lingkungan Ngampel.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita