Jawab Kritik Gaji Besar Pejabat BPIP, Mahfud MD Malah Singgung DOP Gubernur DKI

Jawab Kritik Gaji Besar Pejabat BPIP, Mahfud MD Malah Singgung DOP Gubernur DKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - ANGGOTA Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD sedang menjadi buah bibir publik.

Mahfud MD sedang menjadi pembicaraan masyarakat terkait gajinya yang mencapai Rp 100 juta.

Dirinya pun tak menampik kabar yang menyebutkan dirinya mendapatkan gaji yang fantastis tersebut.

Dalam akun Twitternya @mohmahfudmd, Mahfud mengatakan bahwa terkait masyarakat yang merasa gajinya besar, masih ada beberapa hal yang patut disoroti.

"Ya, betul, Tuan Guru. Ada 2 hal yg hrs diseriusi dlm konteks ini: 1) Gaji2 yg bombastis bg pekerja2 nonstruktural pemerintahan yg menggunung," tulisnya dalam akun Twitter.

Dirinya mengatakan selain gajinya, ada gaji-gaji selangit yang patut disoroti seperti gaji-gaji pekerja non struktural di pemerintahan.

Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 100 lembaga non struktural, seperti KPK dan Ombudsman.

Tak hanya itu, hal lainnya yang patut disoroti adalah Dana Operasional Pimpinan (DOP) yang fantastis, yakni DOP Gubernur DKI Jakarta.

"2) Gaji para pejabat struktural pun hrs diatur kembali. DOP (Dana Operasional Pimpinan) Gubernur DKI saja 4,5 M perbulan. Ini data sahih," tulisnya.


Sebelumnya, Mahfud MD sudah beberapa kali mengatakan ada gaji-gaji di luar BPIP yang cukup fantastis.

Mahfud mengatakan kader PKS yang duduk di kursi Dewan saja mendapatkan gaji dua kali lipat dari dirinya.

Mahfud kemudian meminta kader (PKS) yang mengiriminya meme sindiran, agar menanyakan ke pimpinannya yang duduk di DPR, berapa juta rupiah yang didapatkannya per bulan.

"Pasti dua kali lebih besar (dari BPIP). Anggota saja. Jangan ketuanya. Kalau ketuanya masih ditambah Rp 100 juta lagi," ucap Mahfud.

Penjelasan Presiden PKS

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menanggapi pernyataan Mahfud MD selaku anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Sebelumnya, Mahfud MD jengkel lantaran mendapat meme dari seorang kader PKS yang bertuliskan 'Saya Pancasila, Saya Rp 100 Juta'.

Atas adanya perselisihan itu, Sohibul mengaku langsung mengecek duduk perkara yang membuat Mahfud kesal. Ia juga telah berkomunikasi secara personal dengan Mahfud MD untuk meredam perselisihan yang terjadi.

"Saya tahu ada persoalan itu, saya langsung japri ke beliau. Jadi saya komunikasi langsung saja supaya tidak ribut ya," kata Sohibul di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2018).

Dalam komunikasi itu, Sohibul meminta konfirmasi terkait kebenaran meme yang dikirimkan oleh kadernya.

"Saya menanyakan, apa benar kader PKS menyampaikan sesuatu yang menyinggung beliau? Beliau katakan ya, dan dia sampaikan. Orang itu sebetulnya termasuk murid sekaligus sahabat beliau, sering sekali berdiskusi," ungkap Sohibul.

Setelah melakukan penelusuran, ternyata kader tersebut mendapatkan gambar dari media sosial dan menambahkan sedikit tulisan di bawah gambar tersebut.

"Nah, oleh dia (kader PKS) di bagian bawahnya disisipi kalimat 'Prof, minta tabayyun mudah-mudahan ini hoaks'," lanjutnya.

Selain itu, Sohibul menerangkan bila kader yang bersangkutan sebetulnya sama sekali tidak mengirim meme ke Mahfud, melainkan hanya mengirimkan postingan.

"Dan saya sudah bertanya tadi subuh sampe pagi ini belum dijawab masalah meme (ke Mahfud), tapi saya kira sudahlah selesai. Ini hanya miskomunikasi saja," beber Sohibul.

Sampai akhirnya di momen Hari Lahir Pancasila, keduanya sepakat untuk menutup masalah meme tersebut.

"Dan beliau, 'ya udahlah kita tutup aja'. Karena beliau juga akhirnya tahu bahwa itu ada kalimat ingin tabbayun, ingin klarifikasi. Jadi bukan menghina," ucap Sohibul. [tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita