Fahri Hamzah: Pak Jokowi Berhentilah Memperkeruh Suasana Ramadan

Fahri Hamzah: Pak Jokowi Berhentilah Memperkeruh Suasana Ramadan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah tampak menyinggung soal radikalisme.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Kamis (7/6/2018).

Fahri Hamzah mengatakan jika tuduhan radikal dan intoleran kepada umat Islam sudah keterlaluan.

Oleh karena itu ia meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berhenti memperkeruh suasana ramadan.

Ia pun juga memohon agar sang presiden mau menertibkan para elit pejabat yang intoleran.

@Fahr1Voice: Ceramah bangda @Fahrihamzah dan Dialog #Ramadhan di Masjid Raya Al Isra, Jakarta Barat kemarin (Rabu, 6/6).

Menyoal tuduhan radikalisme kepada masjid dan ummat #Islam yang tiada henti.

@Fahrihamzah: Pak @jokowi ,

Berhentilah memperkeruh suasana Ramadhan, tuduhan radikal dan intoleran kepada Ummat Islam ini sdh keterlaluan....

mohon tertibkan kata2 pejabat anda yang intoleran terhadap kebebasan mimbar dan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul....Plis..


Sementara itu, sebelumnya Fahri Hamzah juga sempat menyinggung soal radikalisme dalam sejarah.

Fahri Hamzah mengatakan jika yang radikal dalam sejarah bukanah orang beragama.

Menurutnya, radikalisme merupakan produk dari komunis dan sekuler.

Ia pun menyatakan jika di bulan ramadan ini orang-orang tersebut mengumumkan perang.

Fahri Hamzah pun mengaku akan melayani mereka satu persatu.

Fahri menyebut melalui kacamata peradaban, dalam hal perang, diketahui siapa yang memulai, siapa yang dikorbankan hingga cara mengeksekusinya.

Ia kemudian menuding jia pihak-pihak yang menghindar akan mengambil peran adu domba.

Fahri pun menngungkapkan apabila kejahatan adu domba telah menjadi narasi resmi negara.

Menurutnya, korban dalam peperangan ini adalah rakyat.

Perang itu nantinya juga akan menjebak kawan yang lugu dan kurang akal.

Fahri juga mengatakan jika pemerintah menang seperti membawa dendam.

Di mana mereka gagal mencerna pertarungan dan arti kemenangan.

@Fahrihamzah: Siapakah yang radikal dalam sejarah? Bukan orang beragama.

Radikalisme itu produk komunis dan sekuler.

Tuduhan bahwa orang beragama (Islam) radikal baru muncul belakangan.

Dan di bulan Ramadhan ini rasanya mereka mengumumkan perang.

Aku akan layani satu persatu.

@Fahrihamzah: Dengan kacamata peradaban, kita akan tahu anatomi dari perang ini.

Kita tahu kapan ia mulai, SIAPA yang memulai, yang meniupkan terompet komando dan yang memilih lokasi pertempuran.

Kita juga tahu siapa yang dikorbankan.

Dan cara mengeksekusinya.

@Fahrihamzah: Tapi untuk menghindari tuduhan bahwa mereka yang berperang, mereka akan mengambil peran adu domba.

Mereka berada di tengah, mereka menuduh kita tidak toleran, mereka mencari segudang alasan agar kita tidak dipercaya orang, agar kita disisihkan di pinggiran.

@Fahrihamzah: Peta yang rumit inilah yang akhirnya menjebak banyak orang.

Termasuk kawan kita sendiri yang lugu dan kurang akal.

Perang ini memakan banyak korban tetapi umumnya, sebagaimana perang, perang ini korbannya rakyat.

Kejahatan adu domba telah menjadi narasi resmi negara.


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita