Bikin Ktp Elektronik Djarot Super Cepat Jadinya Kalau Rakyat Kenapa Lelet

Bikin Ktp Elektronik Djarot Super Cepat Jadinya Kalau Rakyat Kenapa Lelet

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pembuatan E-KTP Djarot Saiful Hidayat yang super cepat membuat heboh dunia maya. Bagaimana tidak, masyarakat yang ingin mendapatkan E-KTP harus menunggu berbulan-bulan bahkan tahunan.

Tetapi tidak bagi Djarot. Djarot yang akan bertarung di Pilgub Sumatera Utara dalam waktu singkat mendapatkan KTP Medan. Bahkan, untuk membuat E-KTP Medan tidak perlu lagi surat pengantar oleh RT, RW, kelu­rahan hingga kecamatan.

Cepatnya proses pembuatan E-KTP itu tentu saja membuat warganet curiga dan mempertanyakan. Pasalnya, fakta di lapangan surat dari kelurahan dan kecamatan itu syarat mutlak.

Tapi, Djarot yang dikonfirmasi menge­laknya. Menurut dia, proses pembuatan E-KTP memang tak memakan waktu lama dan bertele-tele. Baginya, mengurus KTP itu mudah.

"Itu kan sebetulnya ngurus itu kan mudah kali. Kelihatannya kita prihatin dengan ca­mat, masa ndak ngerti aturan kependudukan yang baru. Harusnya tahu dong. Pemerintah itu fungsinya adalah mempermudah urusan, bukan mempersulit," jelas Djarot.

Kenapa mudah? Djarot menjelaskan jika data pribadinya sudah terekam di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. Sehingga, dirinya tak mengajukan pembuatan baru e-KTP, oleh karenanya prosesnya tak menjadi lama.

"KTP itu kan sudah terekam kan, sudah ada data, betul nggak?" ucapnya.

Lagian, sambung dia, E-KTP dibuat bu­kan pengajuan baru, sehingga lebih mudah. Prosesnya, beber dia, tinggal Dinas Kependudukan Jakarta Selatan, di mana KTP dikeluarin, lalu kontak Dinas Kependudukan kota Medan.

"Buka data kita, disedot ke sini, diganti alamatnya sesuai tempat tinggal aku di sini," ucap Djarot.

"Jadi tidak perlu lapor lurah, camat. Ini ng­gak paham, ini prihatin, gitu loh," katanya.

Penjelasan dari Djarot tidak membuat neti­zen percaya begitu saja.

User dengan nama Icana mengaku tak per­caya dengan omongan Djarot. "Benarkah yang kau katakan itu, semudah itukah?" tanya dia.

Pertanyaan yang sama juga diucapkan oleh user Langgeng Gunar. "Wow bisa cepat ya? Kenapa punya saya ga bisa seperti Pak Djarot? Siapa yang tidak benar ini?" katanya.

"Yang lain setahun lebih baru jadi, yang ini instant sekali. Rakyat bisa menilai," ujar Manukngadheg.

User deus vult mengaku lebih aneh dengan proses cepat dalam pembuatan KTP. "Ah masa segampang itu? Saya yang pindah rumah/ alamat cuma beberapa kilometer aja susah­nya minta ampun. Apa benar cuma tinggal ke Dinas Kependudukan?" katanya.

Sementara user Gustari Ahmad menyangsi­kan pernyataan Djarot yang tidak memerlukan surat dari lurah atau camat. Menurut dia, kalau alamat ganti, berarti NIK dan No. KK harus­nya ganti juga sesuai kode domisili.

User Hadi Sumantoro bilang jika ganti alamat maka semua penduduk baru harus lapor RT RW.

Jika tidak lapor ke lurah, dikatakan user Raharjo.kw buat apa fungsi camat dan lu­rah. "Kalau ada penduduk baru langsung ke Dukcapil, penduduk Tiban dong?"

User Suhen andri lebih aneh lagi. "Lah gimana, masa pindah alamat nggak ada surat pindahnya. Terus besok nyalon di Papua, main pindah gitu aja. KTPlama ga dicabut atau dimusnahkan?" tanya dia.

Senada, user Sulastri Saelan mengatakan jika masyarakat pindah dari kelurahan ke kelurahan lain yang masih 1 kecamatan, 1 ka­bupaten/kota, dan 1 provinsi saja harus pakai surat keterangan pindah. Apalagi ini yang pindah provinsi ke provinsi lain ya mestinya harus ada surat keterangan pindahnya dong.

"Kalau rakyat yang benar-benar rakyat kan harus lapor RT/RW dan bawa surat pindah. Kalau untuk pejabat kaya main sulap saja. Bim salabim. jadi dech KTPnya," kata uset Rizalcrb.

Selanjutnya user Andrianto Kuswardana yang mengungkapkan jika proses pembuatan KTP tak semudah itu. "Terus terang saya mau pindah tetap harus bikin surat ke kelurahan, kecamatan pak. Itu katanya syarat mutlak. Hehehehe.. Aturannya gimana neh. Depdagri khususnya dukcapil harus kasih syarat pindah dan caranya supaya jelas, terang benderang dan bisa diikuti ke bawah."

User Bukanhabib menegaskan jika masyarakat pindah tanpa lapor ke lurah atau camat sangat berbahaya. "Bahaya bikin KTP lurah camat tidak tahu. Penggandaan dan KTP silu­man bisa dibuat dari Jakarta?" tanya dia.

Berbeda, user Kharisma Perdana Putra jus­tru menyindir Djarot. Kata dia, pembuatan e- KTP ini ternyata terbagi dua ya. Rakyat jelata dan pejabat moncong putih, rakyat jelata bikin e-KTP tahunan ga jadi-jadi. Pejabat moncong putih bikin e-KTP langsung jadi.

Sindiran berikutnya datang dari user Mata Gepeng. "Mubajir lu buru-buru bikin katepe di sono Rot. Orang Juli lu udah pulang kampung ke Blitar. Mending lu nyagub di guangzhou sana sama si napi sukur-sukur menang di sono."

Pembelaan terhadap Djarot juga banyak diu­capkan netizen. User Marhaendro Aw membe­narkan jika membuat KTP sangat cepat. "Saya ganti EKTP dari Medan ke Klaten cuma 3 hari saja gak lama kok," ungkapnya yang diamini oleh user Manahan Husor P.

"E-ktp memang dirancang seperti itu karena data semua sudah direkam dalam database. Sama seperti ganti atm yang hilang dalam hitungan satu hari udah jadi. Cuma birokrat yang nanganinnya dah karatan gaptek dan masih berpola pikir lama, kalo bisa lama kenapa harus cepat kalo bisa susah kenapa harus dipermudah. Birokrat yang nanganin EKTP perlu dibongkar dan diganti orang baru," saran Manahan.

Senada, user yasban payung menuturkan sebenarnya tergantung kesiapan daerah tu­juan, apakah ada blanko KTP tersedia atau tidak. "Kan data kita sudah ada di server, jadi tinggal print saja. Saya sudah mengalaminya. Setelah mengurus surat pindah di daerah asal, kemudian surat tersebut saya bawah di daerah tujuan, kebetulan saat itu di daerah tujuan lagi banyak blangko jadi ngurusnya tidak makan waktu lama, langsung jadi."

"Kalo dipikir-pikir ya itulah gunanya data sudah terintegrasi, kagak perlu lagi namanya surat pengantar. E-ktp itukan proyek triliunan, kalo masih pake surat pengantar, apa gu­nanya ngabisin duit segitu banyak," bela user Icaruss.

Komentar pamungkas dari user basana. Dia bilang proses cepat karena sosok Djarot, makanya perlu orang seperti Djarot untuk memimpin Sumut. "Itulah Pak Djarot, perlu reformasi birokrasi di Sumut, dan Sumut butuh kehadiran anda sebagai gubernur baru di Sumut." [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita