Ade Armando: Buat Saya, Terorisme Itu Jelas Terkait dengan Islam

Ade Armando: Buat Saya, Terorisme Itu Jelas Terkait dengan Islam

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Di saat Presiden Jokowi mengatakan teror bom di Surabaya tidak ada kaitannya dengan ajaran agama apapun, Ade Armando malah menuding Islam.


 “Saya rasa umat Islam harus berhenti berpura-pura bahwa berbagai aksi teror yang terjadi Indonesia dan banyak negara lain (seperti ISIS) tidak terkait dengan Islam,” kata Ade Armando dalam postingan di Facebook-nya pada Ahad, 13 Mei 2018.

“Buat saya, sikap semacam itu salah. Buat saya, terorisme itu jelas terkait dengan Islam,” tudingnya lagi.

Dengan mantap ia melanjutkan bahwa dirinya “tidak ingin mengatakan Islam mendorong terorisme. Tapi rasanya umat Islam harus mengakui bahwa ada banyak ayat dalam Al Quran yang kalau ditafsirkan secara sempit akan mendorong peperangan dan, bisa jadi, terorisme.”

Ia pun mengutip sebagian ayat-ayat Al Quran:

“Dan bunuhlah mereka (orang-orang kafir) dimana saja kamu jumpai mereka . . .” (QS Al-Baqarah 191)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menetang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. . . (QS Al Mujadilah 22)

“Apabila kamu bertemu (di medan perang) dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka” (QS Muhammad 4)

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, . . . Maka janganlah kamu jadikan siapapun di antara mereka sebagai orang-orang dekat, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling , tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,” (QS An-Nisa 89).

Screnshoot postingan Ade Armando di akun facebooknya

Menurutnya, kalau sekarang kata ‘kafir’ di sana ditafsirkan sebagai kaum non-muslim, menjadi wajar kalau ada seorang muslim berpikiran sempit menganggap Allah memerintahkan dia untuk membunuh kaum non-muslim.

“Mereka yang terkejut dengan betapa ayat-ayat al Quran mengandung semangat kekerasan harus sadar bahwa ajaran Islam dibawa Nabi Muhammad dalam suasana perang dan konflik fisik yang berdarah-darah,” tambah dia.

Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW sendiri terlibat dalam sejumlah peperangan. Karena itu dalam Al Quran, lazim ditemukan perintah membunuh. Tapi itu semua harus dibaca dalam konteks tertentu. Apa yang ditulis dalam Al Quran bukanlah perintah yang harus dipatuhi secara literal sebagai hukum yang berlaku sepanjang zaman.

Meskipun tak punya kapabilitas sebagai ahli tafsir Al-Quran, Ade Armando dengan gegabah mengatakan perintah membunuh orang kafir di Al Baqarah 191 itu harus dibaca dalam konteks ketika Nabi Muhammad dan para pengikutnya diperangi musuh-musuhnya. Konteksnya adalah: membunuh atau dibunuh. Dan kaum kafir di sana tidak bisa diterjemahkan begitu saja sebagai kaum non-muslim.

“Kaum kafir di sana adalah mereka yang memerangi Nabi Muhammad di masa ayat itu turun. Di abad-abad berikutnya, ketika muslim dan non-muslim tidak hidup dalam suasana perang, ayat itu harus ditafsirkan ulang sesuai dengan konteks ruang dan waktu,” tegas dia.

Pendiri jaringan Islam Liberal di Indonesia ini juga menyebutkan, kalau Al Quran dibaca dengan cara sempit, bisa dipahami kalau ayat-ayat Al Quran yang luhur itu menjelma menjadi buku panduan perang dan terorisme bagi kelompok-kelompok tertentu.



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita