Tersiram Air Panas di Pesawat Garuda, “Payudara Saya Melepuh dan Terkelupas”

Tersiram Air Panas di Pesawat Garuda, “Payudara Saya Melepuh dan Terkelupas”

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Koosmariam Djatikusumo

www.gelora.co - Penumpang pesawat Garuda Indonesia, B.R.A. Koosmariam Djatikusumo (69) menggugat maskapai penerbangan plat merah itu senilai Rp 11 miliar.

Gugatan sebesar itu dianggap masuk akal lantaran cucu pahlawan nasional Pakubuwono X itu mengalami cacat payudara permanen.

Koosmariam mengaku masih trauma akibat kejadian yang dialaminya dalam penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menuju Bandara Blimbingsari Banyuwangi pada 29 Desember 2017 lalu.

“Saya masih dalam perawatan psikiater karena trauma. Kalau orang lewat membawa air panas, saya merasa takut,” ujar Koosmariam, Jumat (13/4/2018).

Wanita yang akrab disapa Kus itu menceritakan kronologi kejadian yang menyebabkan payudara bagian kanannya cacat permanen.

Menurut Kus, kejadian bermula saat serving. Pramugari menyediakan makanan dan minuman. Teman Kus yang duduk di sebelahnya memesan dua gelas teh panas untuk mereka berdua. Saat hendak memberikan pesanan, Kus sedang tidur.

Pramugari bermaksud memberikan dua gelas teh itu kepada teman Kus yang duduk di sebelah kanan kursi seat 2-2 itu. Rupanya, dua gelas teh panas itu menyenggol kepala Kus dan air panas pun tumpah mengenai leher dan dada sebelah kanannya.

Sontak Kus pun terbangun dan menjerit kepanasan. Saat itu juga, pramugari meminta maaf sambil menangis dan mengelap bagian tubuh Kus yang terkena teh panas.

“Kata teman saya, pramugari itu sambil mengobrol dengan temannya saat memberikan teh,” tambah Kus.

Kus yang kesakitan hanya diberi obat oleh dalam pesawat. Sebab, pesawat baru mendarat satu jam setelah kejadian.

Setelah mendarat di Banyuwangi, Kus dibawa ke rumah sakit yang jaraknya sekitar 15 kilometer. Ia membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk tiba di rumah sakit.

“Sesampai di rumah sakit, kulit payudara saya sudah memerah dan melepuh. Kulit payudara sebelah kanan terkelupas. Saya diberi salep, dikompres, dan luka dicuci dengan air infus,” beber Kus. [psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita