Minta Jokowi Tak Maju Lagi, Rizal Ramli: Sudah Cukup, Kasihan Rakyat

Minta Jokowi Tak Maju Lagi, Rizal Ramli: Sudah Cukup, Kasihan Rakyat

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Mantan Menko Maritim Rizal Ramli meminta Presiden Jokowi melakukan introspeksi mendalam terkait kemampuannya mengubah nasib rakyat Indonesia.

Rizal mengatakan, jika memang merasa tidak mampu, Jokowi sebaiknya legowo dan jangan mengejar periode kedua pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang.

“Kecuali mampu, ada kejelasan programnya, strateginya apa yang mau dilakukan kedepan. Tapi kalau enggak, saya kira cukup, kasihan rakyat,” kata Rizal dalam diskusi dan dialog kebangsaan yang diselenggarakan Pimpinan Besar Pemuda Muslim Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/4/2018).

Rizal mengaku, selama ini di setiap kesempatan diskusi dan dialog dengan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, dirinya selalu menanyakan mengenai kehidupan mereka. Sebagian besar menjawab dengan yakin bahwa hidup mereka akan tetap sulit jika pemerintah tidak berubah.

Diakui Rizal, dirinya tidak heran mendengar pandangan masyarakat tersebut. Karena dia juga meyakini kondisi ekonomi tak akan berubah selama pemerintah tetap menjalankan kebijakan yang konservatif.

“Ekonomi kita dua tahun terakhir mandek di lima persen, dan akan berlanjut kemandekan ini sampai 2019 karena kebijakan makro ekonominya sangat konservatif,” terang ekonom senior yang tak sampai setahun duduk di kabinet Jokowi ini.

Rizal menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa digenjot hingga dua digit jika yang diambil tetap kebijakan super konservatif dengan menggunakan pakem ekonomi neoliberal ala Bank Dunia.

Karenanya, Rizal berharap kebijakan ekonomi konservatif ini segera diubah.

Rizal juga menyoroti utang luar negeri yang sekarang yang sudah mencapai angka Rp 840 triliun. Menurutnya, kebijakan perekonomian sekarang sekadar mengamankan pembayaran pokok dan bunga utang.

“Dan itu sama dengan dua kali dari anggaran infrastruktur, sehingga tidak aneh ekonomi mandek di 5 persen,” ucap mantan Menko Ekuin era pemerintahan Gus Dur itu. [tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA