Mahasiswi UNS Ciptakan Alat Canggih, Bisa Luruskan Tulang Bengkok dan Patah

Mahasiswi UNS Ciptakan Alat Canggih, Bisa Luruskan Tulang Bengkok dan Patah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Terobosan terbaru dilakukan mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS), belum lama ini. Salah satu mahasiswi Teknik Industri bernama Durkes Herlina Apriani (23) berhasil menciptakan sebuah alat yang berfungsi untuk meluruskan tulang. Alat canggih tersebut diberi nama Fiksator Eksternal.

Selama setahun terakhir, Durkes di bawah bimbingan dosen Teknik Industri, Ilham Priadythama menciptakan alat canggih tersebut. Dilihat secara fisik, alat tersebut berbentuk seperti lingkaran dilengkapi dengan beberapa lubang. Lubang tersebut berfungsi untuk menanamkan pen di dalam tulang.

Mahasiswi UNS ciptakan alat canggih . Menurut Durkes, alat ini nantinya dipasang pada tulang yang mengalami pembengkokan atau patah karena kecelakaan.

Durkes menerangkan, alat ini akan membantu merekonstruksi tulang serta memperbaiki tulang yang mengalami kerusakan.

"Dengan menggunakan alat ini, kerusakan tulang yang parah, baik tulang bengkok maupun patah, akan bisa diperbaiki," jelas Durkes, saat ditemui wartawan, Senin (8/4).

Bahkan, imbuh dia, alat ini juga bisa digunakan untuk memperpanjang tulang. Setelah alat ini dipasang, maka tulang akan bisa lurus kembali dalam beberapa bulan. Ia menjelaskan, alat semacam ini sebenarnya sudah banyak dijual di pasaran, terutama di mancanegara, namun harganya sangat mahal.

"Kalau ciptaan kita ini harganya jauh lebih murah. Harga fiksator yang ada saat ini rata-rata di atas Rp 150 juta," jelas sarjana yang barus saja lulus dari jurusan Teknik Industri ini.

Ia menambahkan, saat ini, fiksator eksternal buatannya masih dalam bentuk prototipe. Kendati demikian, alat tersebut sudah diterapkan pada dua pasien,dan berhasil bekerja dengan sempurna. Kedua pasien tersebut yang pertama mengalami pembengkokan tulang cukup parah dan satunya pasien yang mengalami penghentian pertumbuhan tulang.

"Kami masih menerapkan pada tulang kaki, tapi itu juga bisa digunakan untuk meluruskan tulang jangan juga. Alat ini masih akan dikembangkan lebih lanjut. Masih ada sejumlah kendala, terutama masalah keleluasaan alat dalam bergerak. Kedepan alat ini juga akan bekerja menggunakan sistem software. Sehingga lebih akurat dalam mengukur perubahan tulang yang diinginkan," pungkas dia.

Menurut dia, perlu pengembangan dua hingga tiga kali, sehingga baru bisa sempurna. Untuk pengembangan kedepan, dirinya akan melibatkan dua orang lagi. Termasuk untuk pembuatan software, karena di Indonesia belum ada.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita