Kasus IDI dan Dokter Terawan, Fahri Sebut Beda Mazhab

Kasus IDI dan Dokter Terawan, Fahri Sebut Beda Mazhab

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, ada perbedaan mazhab antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan Dokter Terawan soal metode pengobatan Digital Substraction Angiography (DSA) atau yang ramai dikatakan sebagai ‘cuci otak’ dalam manangani pasien stroke.

IDI, terang Fahri, memiliki mazhab pengobatan yang baku, dan memiliki tahap-tahap uji klinis yang ketat. Hal inilah yang menjadi perbedaan pendapat antara Dokter Terawan dengan IDI.

"Mazhab pengobatan yang menurut IDI itu dianggap belum baku dan belum melalui tahapan-tahapan uji klinis yang baku. Sebelum tahapan itu dijual ke masyarakat harus melalui tahapan yang sangat detail, agar tidak dijadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan," kata Fahri saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Lebih jauh, Fahri menyatakan, perdebatan tersebut mengandung hikmah, agar publik mengerti bahwa Indonesia menjaga disiplin praktik kedokteran yang benar.

"Banyak hikmahnya supaya publik tidak saja di Indonesia, tapi di dunia internasional tahu, bahwa Indonesia disiplin menjaga tradisi praktik kedokteran yang benar," ucapnya.

"Sehingga Indonesia ini bisa menjadi tujuan pengobatan tidak saja di Indonesia, tapi di seluruh dunia, bahwa Indonesia ini berkelas metode praktik kedokterannya," tukas Fahri.[tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA