Eggy Sudjana Beberkan Deretan Kepanikan Jokowi Soal #GantiPresiden2019

Eggy Sudjana Beberkan Deretan Kepanikan Jokowi Soal #GantiPresiden2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Belakangan tagar #GantiPresiden2019 marak di media sosial. Polemik pro dan kontra pun menyeruak berkenaan dengan tagar yang digaungkan kubu kontra Joko Widodo itu.

Tak sedikit menyebut, gerakan tersebut melanggar hukum dan menciderai demokrasi.

Namun, hal itu dibantah keras Penasihat Presidium Alumni 212 Eggy Sudjana.

Menurutnya, gerakan #GantiPresiden2019 itu sama halnya dengan gerakan pendukung Jokowi yang menginginkannya memimpin Indonesia dua periode.

Demikian diungkap Eggy kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/4/2018).

“Dalam prespektif hukum, tagar ganti presiden adalah sah secara konstitusional, sama halnya mereka yang ingin Jokowi dua periode,” tegasnya.

Justru, advokat itu mempertanyakan pihak-pihak yang menganggap tagar tersebut melanggar hukum.

“Mengapa boleh berkoar presiden dua periode? Terus kita bikin tagar ganti presiden kok sewot? Nggak boleh dong, ini kan demokrasi,” lanjutnya.

Eggy menyebut, dalam perspektif hukum kontetasi adalah hak. Yakni hak untuk memilih atau dipilih.

“Kalaupun saya nggak milih dia, bahkan saya anti dia, boleh juga. Sepanjang koridor hukum tidak anarkis,” jelasnya.

“Di dalam prespektif hukum itu clear sudah, bahwa tagar ganti presiden sah,” lanjutnya.

Menurut Eggy, kesewotan Jokowi justru menunjukan ia panik menghadapi realitas politik bahwa banyak masyarakat yang meninginkan dia diganti.

“Itu bahasa hati nurani yang terdalam, diungkap bahwa dia panik,” katanya.

“Banyak pengen diganti, sementara orang pengennya dua periode dari kelompok dia kok ternyata banyak yang pengen ganti dia. Itu bahasa kepanikannya secara politik,” papar dia.

Terlebih, sambungnya, Jokowi sebelumnya tak pernah menunjukkan gelagat reaktif.

“Dia biasanya kan rapopo, santai. Kok sekarang ngamuk-ngamuk gitu,” herannya.

Selain itu, Eggy juga menyebut logika yang dipakai mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak masuk akal.

Yakni saat Presiden menyatakan ‘memang yang bisa ganti presiden kaos? Kan yang ganti presiden rakyat’.

“Jokowi lupa yang pakai kaos siapa, kan rakyat. Di situ dia panik, ngggak logis, itu bentuk ketakutannya,” jelasnya.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita