www.gelora.co - Video Ketua DPC PDIP Bima, Ruslan Usman, yang membentak polisi viral di media sosial. Begini awal mula Ruslan ditilang hingga membentak polisi.
Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP I Komang Suartana mengatakan saat itu polisi hendak menilang Ruslan. Sebab kendaraan yang dikemudikan Ruslan tak sesuai dengan spesifikasi dan pelat nomor di mobil tersebut yang tak sesuai dengan yang tertera di STNK.
"Itu (penilangan) penyebabnya, pertama kendaraan itu tidak sesuai dengan spek. Kemudian juga tidak sesuai dengan plat kendaraannya. Sudah ditegur berkali-kali," kata I Komang saat dimintai konfirmasi, Senin (23/4/2018).
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (21/4) kemarin. Ruslan marah-marah ketika ditegur dan ditindak untuk yang ketiga kalinya.
Namun pada akhirnya polisi tetap menindak Ruslan. Mobil Ruslan pun sudah dikembalikan setelah membayar uang denda dan juga memasang pelat nomor yang sesuai untuk kendaraan tersebut.
"Sudah dikembalikan, kan pelanggaran. Tidak ada tindak pidananya. Setelah dia bayar tilang, dipasang kembali pelat nomornya di polres, lalu dilepas kendaraannya," jelasnya.
Partai tempat Ruslan bernaung pun memberikan sanksi. Ruslan dicopot dari posisinya oleh PDIP.
"DPP PDI Perjuangan melakukan pembebastugasan Ketua DPC PDIP Bima, NTB, Ruslan Usman atas tindakannya yang tidak terpuji, yang seharusnya tidak pantas dilakukan oleh anggota Partai sekalipun," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/4/2018).
Keputusan itu diambil setelah DPP PDIP mendengarkan masukan dari Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komaruddin Watubun dan DPD PDIP NTB. Ulah Ruslan itu dianggap arogan.
"Ruslan seharusnya sebagai pimpinan partai memberikan keteladanan, taat pada mekanisme dan budaya hukum, bukannya bertindak arogan yang sangat tidak pantas sebagai elit partai," ujar Hasto.[dtk]