Alergi MetroTV? Prabowo: Terlalu Banyak Bohongnya

Alergi MetroTV? Prabowo: Terlalu Banyak Bohongnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Prabowo Subianto bisa jadi ditakdirkan muncul dengan dibarengi kontroversial. Kali ini, ia mengaku alergi terhadap salah satu media televisi swasta nasional.

Menurutnya, stasiun televisi swasta nasional dimaksud tak menerapkan kaidah dan kode etik jurnalistik yang semestinya.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam pidatonya di acara ‘Prabowo Menyapa Jawa Barat’, di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (1/4/2018).

Kendati demikian, ia enggan menyebutkan nama stasiun televisi dimaksud di hadapan para pendukungnya itu.

“Ada yang dari (media) itu nggak ya? Saya agak alergi dengan satu channel itu,” tanya dia.

“Tapi saya nggak sebut namanya ya, nggak etis. Tapi namanya mulai dengan M,” beber Prabowo disambut riuh tepuk tangan.

Kendati hanya menyebut inisial ‘M’, hadirin menebak. Dengan kompak para pendukungnya meneriakkan beberapa kali kata ‘Metro’.

“Saya tidak menyebut ya,” balas Prabowo di atas podiu

Bahkan, dalam kesempatan itu, ia berbicara langsung kepada salah seorang awak media yang tengah meliput jalannya acara tersebut.

“Lo hadir juga disini? Sekarang lo kerja untuk siapa?” selorohnya.

“Wartawan sekarang nyamar. Wartawan sama hati dengan kita karena gaji kecil,” lanjutnya.

Untuk diketahui, hal serupa juga pernah ia utarakan saat memberikan arahan di Gedung Serbaguna Mulia, Jalan Palabuan, Kelurahan Sukamelang, Kecamatan dan Kabupaten Subang.

Prabowo mengungkap soal sikap media yang menurutnya tidak jujur dan tidak netral.

“Maaf, saya agak alergi karena apa yak? Suka enggak jujur gitu loh, terlalu banyak bohongnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintahan saat ini banyak diisi elit-elit yang tak pantas menjabat.

Ia mengistilahkan elit dimaksud sebagai elit yang goblok, serakah dan bermental maling.

Akibatnya, banyak kepentingan dan kesejahteraan rakyat jadi terabaikan.

Para elit goblok, serakah dan maling itu, katanya, melanggar Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 soal pengelolaan sumber daya alam (SDA).

Pernyataan ini disampaikan saat berpidato di Gedung Istana Kana Cikampek, Sabtu (31/3/2018) kemarin dalam safari politiknya.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa elit yang ia maksud adalah seluruh unsur dan lapisan pimpinan yang paling terdidik di Indonesia.

Elit tersebut, katanya, bukan hanya ada di partai-partai politik. Melainkan juga di berbagai bidang lainnya.

“Apa arti elit? Alit artinya unsur-unsur pimpinan, lapisan-lapisan pimpinan, orang-orang yang paling terdidik di bangsa itu,” jelasnya.

Selain unsur pimpinan dan golongan paling terdidik dimaksud, Prabowo juga menyebut bahwa para ulama dan tokoh agama itu juga adalah elit.

“Para kyai, para tokoh agama. Ya elit, tapi di bidang agama,” lanjutnya.

“Anda pemimpin, anda punya pengaruh, Anda bisa mengajar, begitu pula elite cendikiawan dan elite lainnya,” bebernya. [psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita