Tampil di Mata Najwa, Jenderal Gatot Bilang ini Soal Dukungan kepada Jokowi jadi Presiden 2 Periode

Tampil di Mata Najwa, Jenderal Gatot Bilang ini Soal Dukungan kepada Jokowi jadi Presiden 2 Periode

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo diisukan akan terjun ke dunia politik dan bertarung di pilpres 2019.

Dia digadang-gadang menjadi calon capres alternatif di luar nama Jokowi dan Prabowo.

Saat tampil dalam Mata Najwa yang ditayangkan live dengan judul Saipa Berani Jadi Presiden, Rabu (14/3/2018), Gatot secara diplomatis mengatakan menentukan sikapnya setelah pensiun dari TNI, 31 Maret 2018.

''Apabila rakyat dan negara memanggil, matipun saya rela. Saat ini saya masih prajurit, tetapi apabila rakyat menghendaki setelah saya pensiun, saya siap!" kata Gatot.

Selanjutnya Najwa menanyakan ukuran 'rakyat menghendaki' yang dilontarkan Gatot Nurmantyo.

''Ada beberapa indikator seperti survei, pernyataan-pernyataan. Nah ini yang akan saya nilai,'' katanya.

Gatot juga membantah telah melakukan kampanye ke pesantren dengan mengusung tagline Satukan Hati untuk Indonesia.

"Satukan hati untuk Indonesia adalah slogan untuk menyatukan bangsa Indonesia, agar bangsa ini aman."

''Saya kan tidak mengajak pilih lah saya,'' katanya. 

Najwa juga menunjukkan foto Jokowi dan Prabowo dan meminta tanggapan Gatot pada kedua sosok ini.

Saat menunjukkan foto Jokowi, Najwa mengutip pernyataaan Gatot dalam acara Partai NasDem, 16 November 2017, yang menyebut betapa sulitnya Indonesia jika Jokowi tidak terpilih dua periode.

Nah saat itulah Gatot meluruskan pertanyaan ini.

''Itu pernyataan yang dipotong. Saya menyebut bangsa kita aneh, hanya menggantungkan arah pembangunan pada presiden yang hanya lima tahun. Orangtua saja punya rencana jangka panjang untuk anak-anaknya. Seandainya seorang presiden punya program 10 tahun, tapi hanya menjabat 5 tahun, apa yang terjadi?''

Najwa menimpali apakah Anda mendukung Jokowi dua periode?

Gatot mengatakan,''Saya prajurit saya hormati presiden saya.''

Najwa mengulangi pertanyaan serupa apakah Anda mendukung Jokowi dua periode?

Gatot akhirnya berkelit,'' Saya prajurit tidak boleh berpolitik praktis.''



Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi yang dihadirkan sebagai pakar di acara ini menyebut, "Jika Prabowo Subianto tidak maju dalam Pemilihan Presiden 2019, ada kemungkinan orang akan pilih Gatot Nurmantyo."

"Orang-orang yang memilih Gatot, dulunya di tahun 2014 memilih Prabowo," lanjut Burhanuddin.

Burhanuddin menilai tepat kehadiran Gatot ke pesantren.

"Kenapa narasinya soal Islam? Kalau lihat ke belakang kelompok Muslim kehilangan tokoh setelah Gus Dur wafat. Jenderal Gatot masuk di sini. Orang tidak bisa disalahkan jika Jenderal Gatot ingin meningkatkan elektabilitas, karena ia ada di papan tengah, di bawah Jokowi dan Prabowo."

Jenderal Gatot Nurmantyo digantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sejak  Jumat (8/12/2017).


Relawan Gatot terbentuk


Sekelompok relawan menamakan diri Selendang Putih Nusantara (RSPN) memastikan segera mendeklarasikan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden Pemilu 2019.

Demikian disampaikan Ketua RSPN, Rama Yumantha, kepada Tribun, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

"Kami sudah 80 persen untuk segera deklarasi. Pengurus daerah sudah di 28 provinsi dan 121 pengurus tingkat Kota/Kabupaten. Mudah-mudahan bisa dalam waktu dekat," ujar Rama.

Menurutnya, pendeklarasian Gatot sebagai capres tinggal menunggu arahan dan pensiunnya Gatot dari militer pada akhir Maret 2018.

Rama mengatakan, RSPN baru dibentuk pada dua bulan lalu atau Januari 2018.

Namun, saat ini ia mengklaim RSPN telah beranggotakan 1,6 juta relawan di seluruh Indonesia.

Ia meyakinkan hanya kelompok relawan RSPN yang akan mendeklarasikan Gatot menjadi capres untuk Pemilu 2019.

Sebab, sejumlah organisasi masyarakat dan LSM telah bergabung ke RSPN.

Meski begitu, Rama mengaku belum pernah melakukan komunikasi secara langsung dengan Gatot mengenai rencana deklarasi ini.

Ia menyebut gerakan dukungan untuk Gatot ke kontestasi Pilpres 2019 ini tertutup dan sengaja akan dimunculkan pada waktunya yang tepat.

Drummer band indie itu, meyakini Gatot Nurmantyo akan sepakat dalam pendeklarasian itu.

"Tidak ada komunikasi. Saya sebagai ketua relawan, juga belum pernah bicara langsung ke beliau. Tapi, saya yakin, beliau pasti mau," tegasnya.

Alasannya jelas, menurut Rama masyarakat menginginkan sebuah perubahan karena sudah jenuh dengan kepemimpinan saat ini.

Gatot dinilai sebagai sosok yang tepat untuk menduduki posisi "RI 1" pada 2019 mendatang.

Ketegasan, mampu merangkul semua pihak dan juga kemampuan membongkar kasus-kasus mengenai pertahanan negara, dirasa oleh mereka tepat untuk menjadi pemimpin.

Bukan hanya itu, sikapnya yang sederhana juga merupakan nilai tambah bagi Gatot.

"Dari hal itu semua, kami sependapat bahwa beliau dapat menjadi pemimpin dan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia," katanya.

Keseriusan lainnya, Rama menjelaskan, pihaknya akan bertemu dengan sejumlah pimpinan partai politik.

Pihaknya, sudah menjajaki kemungkinan bertemu dengan pipmpinan pengurus Partai Demokrat, PKB, PBB dan PAN.

Jenderal Gatot Nurmantyo (Kolase Tribunnews)

Ia berharap, dari pertemuan itu ada suatu pertimbangan dari partai mengenai nama Gatot Nurmantyo.

"Kami akan bicara mengenai rekam jejak Pak Gatot selama ini. Segala alasan kita untuk mendukung beliau," katanya.

Menurutnya, meski setiap parpol telah memiliki calonnya masing-masing, namun bukan tidak mungkin nama Gatot akan tetap dipertimbangkan.

Namun jika itu tidak terealisasi, maka Gatot akan diberikan tempat menjadi ketua dewan pembina Relawan Selendang Putih Nusantara.

"Selendang itu tanda kehormatan, putih itu artinya suci. Jadi kehormatan yang suci bagi kami, menyerahkan bapak Gatot Nurmantyo untuk Indonesia," ujar lulusan Akademi Militer angkatan 1982 itu. [trb]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita