RI Rentan jadi “Negara Gagal” di 2030, Praktisi Hukum: Indonesia Butuh Gatot Nurmantyo!

RI Rentan jadi “Negara Gagal” di 2030, Praktisi Hukum: Indonesia Butuh Gatot Nurmantyo!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Video pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam acara Konferensi Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra di Sentul, Bogor (18/10/2017) menjadi polemik. Prabowo mengutip sejumlah kajian asing yang menyebutkan bahwa Indonesia diprediksi akan bubar pada 2030.

Pernyataan Prabowo itu digunakan lawan politik untuk “menyerang” mantan Pangkostrad itu. 

Praktisi hukum senior Arman Garuda Nusantara meluruskan maksud dari pernyataan Prabowo tersebut. Arman menyatakan yang dimaksud Prabowo bukan bubarnya Indonesia pada 2030, tetapi Indonesia sangat rentan menjadi “negara gagal”.

“Saya luruskan mungkin yang dimaksud Pak @prabowo bukan bubar, tapi di 2030 Indonesia sangat rentan jadi ‘Negara Gagal’ di saat persaingan global makin ketat dan negara-negara maju makin bersaing memperebutkan pengaruh pasar ekonomi manca negara, sedang kita hanya jadi penonton. Cc  @Nurmantyo_Gatot,” tulis Arman di akun Twitter @armangn8.

Agar tidak menjadi negara gagal, Arman, mengusulkan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk memimpin Indonesia. “Karena itu Pak @prabowo, dibutuhkan orang seperti Pak Jenderal @Nurmantyo_Gatot yang memimpin negara ini sekurang-kurangnya selama 5 Tahun ke depan agar di 2030 Indonesia yang kita cinta ini tidak menjadi ‘Negara Gagal,” tulis @armangn8.

Menanggapi polemik soal pidato Prabowo tersebut, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengatakan, ungkapan tersebut hanya sebuah warning dan kritikan bagi pemerintah yang dianggap belum bekerja maksimal. Sebab, jika hal itu dibiarkan akan berdampak buruk bagi keberlangsungan negara ini.

“Itu namanya warning, ya. Kita itu ingin Indonesia lebih dari 1.000 tahun, 2.000 tahun, selamanya sampai kiamat. Tapi kalau cara memimpin Indonesia sama seperti sekarang ya bisa kacau," ungkap Fadli  seperti dikutip jawapos (20/03).

Warning yang dimaksud Fadli sendiri adalah agar pemerintah tidak salah dalam menentukan arah negara ini. Tujuannya agar Indonesia tidak mendekati jurang kehancuran. 

"Kalau kita salah jalan, kita bisa bubar. Justru kita tidak ingin kita itu bubar. Jangan sampai kita salah jalan. Menurut saya ini kita sudah banyak salah jalan ya masuk kejerat utang dan lain-lain," tegas Fadli

Lebih lanjut, Fadli menerangkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kehancuran jika tidak adanya perbaikan dalam sistem bernegara. Hal itu berkaca dari pengalaman Uni Soviet, negara digdaya pada masanya yang akhirnya pecah dan mengalami kehancuran. [ito]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA