Membongkar Tujuan Donald Trump Picu Perang Dagang Dengan China

Membongkar Tujuan Donald Trump Picu Perang Dagang Dengan China

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
www.gelora.co -  Presiden AS, Donald Trump resmi menandatangani memorandum eksekutif pada Kamis waktu setempat. Memorandum tersebut menetapkan tarif sekitar USD 60 miliar atau sekitar Rp 827,34 triliun atas produk China.

Kebijakan Trump ini memicu perang dagang karena termasuk pertama kalinya dalam aksi perdagangan yang dilakukan.

"Ini adalah pertama dan banyak dari aksi perdagangan yang dilakukan," ujar Trump saat menandatangani memo tersebut, seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat (23/3).

Kebijakan Trump tersebut dirancang untuk menghukum China atas praktik perdagangannya. Pemerintahan AS di bawah Donald Trump menilai China mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS. Trump menargetkan produk-produk tertentu di sektor teknologi dengan Tiongkok memiliki keunggulan atas AS.

Langkah baru ini mengikuti dari investigasi yang dilakukan Penasihat Trump di bidang perdagangan AS Robert Lighthnizer. Dinilai praktik perdagangan China berpotensi tidak adil kepada AS. Lightizer akan menerbitkan daftar produk China yang dikenakan tarif dalam 15 hari ke depan.

Lighthizer menuturkan, bagaimana pun China akan membalas terhadap tarif dengan menargetkan produk pertanian AS yang bergantung pada ekspor China. Pemerintahan AS sebelumnya isyaratkan tarif berlaku setidaknya USD 30 miliar dalam impor China.

Lighthizer mengatakan, produk-produk China yang akan dikenakan tarif baru antara lain barang aeronautika, rel, kendaraan energy baru dan produk berteknologi tinggi. Menurut sumber CNBC, Trump akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut terhadap China dalam dua minggu.

Sementara itu, Chairman House Ways and Means Committee dari partai Republik Kevin Brady menuturkan, presiden AS Donald Trump harus berhati-hati dari dampak pengenaan tarif baru ke barang-barang China.

Aksi proteksi dagang oleh AS memperburuk kekhawatiran pasar. Lantaran dapat memicu perang dagang global usai Trump memberlakukan tarif pada baja dan aluminium pada 8 Maret.

Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyebutkan keputusan Donald Trump memungut tarif USD 50 miliar dari impor China dapat meningkatkan ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Trump juga menyebutkan kalau, itu baru permulaan. Pelaku pasar pun bereaksi negatif terhadap langkah Trump. Bursa saham AS turun hampir tiga persen dalam semalam. Sedangkan aset safe haven cenderung positif. Ashmore menilai, risiko utama di pasar keuangan bukan lagi kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve. Akan tetapi, skenario perang dagang.

China pun bereaksi terhadap langkah Trump. Mereka tidak takut perang dagang. China berencana menerapkan tarif 128 produk AS. Keputusan dari Trump tersebut dapat di bawa ke WTO (World Trade Organization). Selain itu, China akan melakukan sejumlah langkah hadapi AS.

China juga diperkirakan mendepresiasi yuan dan menjual ratusan miliar surat utang AS. Akan tetapi, Ashmore melihat China tidak akan melakukan itu mengingat situasi negaranya. Dampak dari tarif tersebut diperkirakan tidak terlalu buruk. Ekspor China dapat menjadi lebih rendah sehingga menekan pertumbuhan produk domestic bruto (PDB). (ma)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita