Harga BBM hingga Sembako Naik, SBY: Tolong Pemerintah Bantu Rakyat Kecil, Beri Penjelasan pada Warga

Harga BBM hingga Sembako Naik, SBY: Tolong Pemerintah Bantu Rakyat Kecil, Beri Penjelasan pada Warga

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut angkat bicara terkait kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang baru-baru ini dilakukan oleh Pertamina.

Tak hanya BBM, SBY juga menyoroti harga listrik dan sembako yang semakin melejit.


Pantauan TribunWow.com melalui akun Twitter Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Huhaean, SBY meminta pertolongan kepada pemerintah.

Permintaan tersebut adalah agar pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil dan membatu mereka.

SBY juga mengatakan apabila dirinya sudah memberikan sejumlah tantangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tantangan tersebut adalah agar Indonesia menghadirkan peluang ekonomi akan kenaikan harga produk tambang.

Menurut SBY, kenaikan harga BBM dan listrik harus segera diatasi, dan pemerintah harus memberikan penjelasan kepada rakyat.

Hal tersebut lantaran kenaikan harga itu berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Berikut pesan pernyataan lengkap SBY seperti dikutip oleh Ferdinand Hutahaean.

"Siang kembali Twips, saya ingin twitkan pendapat SBY terkait kenaikan harga BBM. Disampaikan tadi pagi di Suka Bumi

SBY : Dengan Kenaikan Harga BBM, Listrik & Sembako, Tolong Pemerintah Bantu Rakyat Kecil.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat golongan ekonomi bawah yang terdampak akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.

Harga minyak dunia saat ini hampir mencapai 70 dolar AS perbarel.

Mau tidak mau pemerintah harus menyesuaikan harga.

Silahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tepat, tapi tolong ulurkan tangan kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata SBY

Hal itu diungkapkan SBY menjawab pertanyaan wartawan terkait kebijakan Pertamina yang menaikkan harga pertalite dari Rp7.600 menjadi Rp7.800, di tengah lesunya daya beli masyarakat.
SBY mengatakan, sebenarnya ia telah menyampaikan sejumlah tantangan ekonomi bangsa kepada Presiden Joko Widodo saat Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, beberapa waktu lalu.
Tantangannya adalah kenaikan harga produk tambang, seperti minyak, gas bumi dan batu bara.
Di satu sisi ini menghadirkan peluang, karena sebagai produsen kita mendapat keuntungan secara ekonomi,” terang SBY.

Namun di sisi lain, kata dia, kenaikan ini akan membuat harga BBM dan listrik juga mengalami penyesuaian.

Hal ini tentu saja akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Harga BBM jenis pertalite baru saja naik, pertamax sudah naik sebelumnya.

Persoalan yang saya dengar premium hilang, sulit didapat, seolah mayarakat diarahkan beli pertalite atau pertamax.

Ini harus diatasi, pemerintah harus transparan, berikan penjelasan kepada rakyat.

Bagi SBY, ia cukup mengerti dengan kebijakan pemerintah ini, karena pada era kepemimpinannya, ia beberapa kali menyesuaikan harga BBM.

Namun, ia mengingatkan, penyesuaian itu akan memberatkan rakyat kecil, karena akan berimbas kepada kenaikan harga barang dan tarif jasa angkut.

Karena itu pemerintah jangan malu-malu, jangan ragu-ragu, untuk memberikan subsidi kepada rakyat golongan ekonomi bawah.

Asal subsidinya pantas dan masih dalam tingkat aman bagi keuangan negara,” harapnya.

SBY bercerita, dulu saat menjabat presiden, ia pernah dikritik habis-habisan karena memberikan bantuan dana kepada rakyat kecil.

Kala itu pemerintah terpaksa menyesuaikan harga BBM karena minyak dunia menyentuh angka 150 dolar AS perbarel, lebih dari dua kali lipat harga.

Waktu itu dibilang saya tidak mendidiklah, kebijakan yang menina-bobokkanlah, dihujat sana-sini, tapi tak apa-apa, saya harus ambil resiko.

Ini terbukti, ekonomi kita selamat, bahkan bisa tumbuh di atas 6 persen,” kenangnya.

Berdasarkan pengalaman itulah, SBY meminta pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat ekonomi lemah.

Dengan begitu, daya beli mereka bisa tetap terjaga dan kondisi perekonomian bangsa tidak semakin memburuk," tulis Ferdinand Hutahean.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita