Fakta Menarik soal Utang, Sri Mulyani “Marah” hingga Jangan Lihat Angkanya

Fakta Menarik soal Utang, Sri Mulyani “Marah” hingga Jangan Lihat Angkanya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co -  Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis data jumlah utang pemerintah Indonesia yang hingga akhir Februari 2018 mencapai Rp4.035 triliun.

Posisi ini meningkat 13,46% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar RP3.556 triliun atau 29,24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat total utang Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari Rp7.000 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan swasta.

Berikut fakta-fakta menarik kenapa utang Indonesia disebut bisa tembus hingga Rp7.000 Triliun, seperti dirangkum Okezone Finance, Sabtu (24/3/2018).

1. Utang Capai Rp7.000 Triliun

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, total utang Indonesia hingga saat ini sudah mencapai lebih dari Rp7.000 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan swasta.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, utang pemerintah dilakukan untuk membiayai defisit anggaran, sedangkan utang swasta oleh korporasi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dia menjelaskan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 menyatakan total utang Pemerintah hanya mencapai Rp4.772 triliun. Namun jika menelisik data out-standing Surat Berharga Negara (SBN) posisi September 2017 sudah mencapai Rp3.128 triliun dan posisi utang Luar Negeri Pemerintah 2017 telah mencapai USD177 miliar atau Rp2.389 triliun (kurs Rp13.500).

Selanjutnya, untuk utang luar negeri swasta tahun 2017 telah tembus sebesar USD172 miliar atau sekitar Rp2.322 triliun (kurs Rp13.500).

2. Jawaban Sri Mulyani Utang dalam 12 Poin

Tak mau bertele-tele dan menjadi bola liar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati langsung menanggapi pemberitaan terkait utang yang saat ini menjadi diskusi publik. Dia pun memberikan tanggapan lewat 12 poin

3. Jangan Sebut Angka tapi Hasilnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tidak perlu khawatir dengan utang pemerintah Indonesia yang melampaui Rp4.000 triliun.

Dia menjelaskan, utang Indonesia jangan dilihat hanya dari angkanya, namun kemampuan dari utang tersebut yang produktif untuk pembangunan di dalam negeri.

“Utang kita itu, jangan sebut angkanya, karena hasilnya juga banyak dari utang itu. Produktif dia, tidak konsumtif,” ujar Darmin.

4. Utang Bisa Dilunasi

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pembiayaan, Pengelolaan, dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan, dengan kemampuan penerimaan pajak yang mencapai sekira Rp1.800 triliun per tahun, masih dirasa mencukupi untuk membayar utang.

“Sederhananya kita bisa minjem Rp4.000 triliun, kalau tidak dikelola dengan baik itu tidak bisa bayar. Kenapa? Karena penerimaan pajak sekitar Rp1.800 triliun diperkirakan tahun ini,” ucapnya dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia (BI).

5. APBN Semakin Sehat Meski Utang Naik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin sehat meski jumlah utang tetap mengalami kenaikan. Untuk itu, maka utang yang telah mencapai Rp4.034,80 triliun perlu dilihat dari keseluruhan APBN dan keseluruhan perekonomian.

“Bila diukur dari jumlah nominal dan rasio terhadap Produk Domestik Bruto, defisit APBN dan posisi utang Pemerintah terus dikendalikan jauh di bawah ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara,” ungkapnya melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip Okezone. [okezone]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita