www.gelora.co - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, pernyataan terdakwa kasus e-KTP Setya Novanto di persidangan perkara tersebut hanya cari sensasi.
Penyebutan sejumlah nama oleh Novanto, kata Fahri, tidak ada manfaatnya, bila tidak dibarengi dengan audit menyeluruh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
"Soal nama-nama (yang disebut Novanto) sensasi-sensasi kaya gini itu ga ada manfaatnya buat bangsa kita. Fokusnya kita harusnya kerugian negara. Tapi kita beralih pada festivalisasi nama-nama," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (23/3/2018).
Untuk itu, Fahri mengusulkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta bantuan BPK untuk membuktikan ucapan Novanto itu benar atau tidak.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, festival nama-nama para elite negara dalam kasus korupsi e-KTP itu justru akan merugikan citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin negara.
"Pak Jokowi akan jadi korban. Karena itulah kembalikan pada mekanisme sistem, hentikan penyadapan mulailah audit," usul dia.
"Sebab partai beliau (Jokowi) paling kena nih. Kasian kan. Ini kan kena pukul. Kalau Pak Jokowi ga sadar dia akan kena," pungkasnya. [tsc]