Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM di Medan Ricuh

Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM di Medan Ricuh

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Terjadi kericuhan dalam unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Medan Kota siang ini, Kamis (29/3). Dalam tuntutannya demonstran menyuarakan tiga hal, yakni kenaikan bahan bakar minyak, revisi undang-undang MD3, dan penjualan aset-aset negara kepada negara asing.

Hal tersebut disampaikan oleh kordinator lapangan aksi, Muhammad Julianda Arisya atau yang biasa dipanggil Nanda dalam orasinya yang dilakukan di gedung DPRD Sumut.

Pengunjuk rasa yang semulanya berada di luar, diberi izin masuk pagar oleh salah satu anggota DPRD Sumut fraksi Partai Amanat Nasional, Irwan Amin.

Aksi sempat tertunda dikarenakan peserta aksi bersama dengan Irwan, salat Zuhur di masjid yang berada di kawasan gedung wakil rakyat itu.

Sekembalinya dari mesjid, mahasiswa-mahasisawa itu pun berkerumun di depan pintu masuk utama sembari membacakan poin tuntutan mereka.

"Jadi begini, saya baru pulang dari Jakarta. Hari Selasa kami bertemu dengan Mahkamah Konstitusi Dewan RI. Kami mempertanyakan masalah undang-undang MD3. Kami yang di daerah habis diunjuk rasa oleh adik-adik kami dari mahasiswa, dari masyarakat. Nah MD3 ini kayaknya enggan melibatkan daerah," ucap Irwan di depan gerbang gedung DPRD Sumut (29/3).

Namun, para pengunjuk rasa geram ketika mengetahui bahwa hanya beberapa orang anggota dewan saja yang sedang berada di dalam kantor. Mereka menganggap bahwa wakil rakyat yang tak hadir tersebut hanya berpangku tangan dan menghambur-hamburkan anggaran.

"Tetapi hari ini tidak difasilitasi sepenuhnya oleh DPRD. Karena apa? Karena seorang anggota DPRD tidak berani beragumen dengan mahasiswa. Karena pemikiran mereka sudah dirusak oleh sistem," ujar Nanda.

Mereka pun kembali berujuk rasa dan nyaris membakar ban. Hal itu pun langsung dilarang keras oleh pihak kepolisian karena dikhawatirkan akan menimbulkan cedera. Suasana pun mulai memanas saat adu mulut dengan aparat disebabkan keberatan dengan larangan itu.

Sampai akhirnya terjadi adu tinju antar pengunjuk rasa dengan petugas. Aksi baku pukul itu berusaha dilerai, akan tetapi semakin memanas ketika ada salah seorang mahasiswa yang melempar botol plastik berisikan bensin ke pintu masuk.

Pelempar bensin tersebut langsung diamankan oleh petugas. Sementara satu orang mahasiswa bernama Panca Anugrah mendapat cidera lembam di bagian mata kanannya akibat adu pukul tersebut.

Kondisi mulai dingin ketika Kapolsek Medan Baru Kompol Victor Ziliwu mendatangi para demonstran. Ia menjelaskan bahwa dampak dari bakar ban tersebut sangatlah fatal dan itulah yang menjadi alasan mengapa mereka melarang keras.

Setelah dimediasi, para mahasiswa tersebut membubarkan diri dan satu orang yang sempat diamankan sebelumnya akhirnya dilepas.

"Kita menduga tadi ada yang memprovokasi sehingga mereka berencana untuk membakar ban. Pada saat mereka mau membakar ban, mereka tidak berkoordinasi dengan baik sehingga terjadi tarik-menarik. Kemudian juga ada yang melakukan pelemparan. Sehingga pada saat pencegahan dilakukan, terjadilah adu fisik. Namun ini bukan bentuk kesengajaan," papar Victor kepada awak media saat usai mediasi.

[kmp]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA