Tidak Rombak Menteri Ekonomi, Jokowi Makin Sulit Rebound

Tidak Rombak Menteri Ekonomi, Jokowi Makin Sulit Rebound

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Harapan perbaikan kinerja kabinet kerja Presiden Joko Widodo masih jauh panggang dari api. Pasalnya reshuffle jilid III yang baru saja dilakukan Jokowi samasekali tidak menyasar ke tim ekonomi.

Demikian disampaikan Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/1).

"Saya rasa reshuflle ini anti klimaks. Jauh dari harapan publik," sesalnya. 

Pasalnya, menurut dia, di tengah sulitnya ekonomi bangsa, publik sangat berharap bahwa tim ekonomi kabinet Jokowi juga ikut dirombak. Tim ekonomi yang dimaksud adalah Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI), Menteri BUMN Rini Soemarno (Rinso), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

"Tadinya publik berharap Team Ekonomi yang jelas gagal semuanya diganti.
Darmin, SMI, Rinso dan Enggartiasto," jelasnya.

Buruknya ekonomi bangsa ini menurut dia ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tak beranjak dari angka 5 persen. Kebijakan para menteri itu jugalah yang menurutnya membuat ekonomi bangsa makin 'jeblok' karena tak mampu memenuhi ekspektasi pasar.

"Apalagi policy yang diambil sangat neo liberalis yang bertumpu pada utang, impor beras, garam, dan pacul," tambahnya.

Parahnya lagi, lanjut Andrianto, Jokowi juga ogah mendepak Yasonna Laoly dari posisi Menteri Hukum dan HAM. Padahal, menteri asal PDI Perjuangan itu diduga kuat terlibat dalam tindak pidana korupsi pengadaan KTP berbasis elektronik (KTP-el).

"Yasonna Laoly yamg disebut keciprat dana KTP-el 84 tibu USD tetap bertahan.
Sungguh mengecewakan. Jauh dari persepsi good governance," sesalnya lagi.

Diketahui, Presiden Jokowi baru saja mengambil sumpah jabatan beberapa tokoh. Dalam petikan Keputusan Presden (Kepres) yang dibacakan, Idrus Marham dilantik jadi Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Moeldoko jadi Kepala Staf Presiden menggantikan Teten Masduki.

Agum Gumelar dilantik menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan posisi yang kosong yang ditinggalkan almarhum KH. Hasyim Muzadi atau Rusdi Kirana yang telah menjabat Dubes RI untuk Malaysia. Terakhir, Yuyu Sutisna menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang sudah menjabat Panglima TNI.

Andrianto menduga reshuffle kabinet hanya merupakan konsolidasi akhir Jokowi demi memuluskan pencalonan dirinya ke Pilpres 2019 nanti. Namun, menurut dia, reshuffle itu justru akan membuat elektabilitas Jokowi semakin merosot.

"Message (pesan) yang ada inilah konsolidasi akhir. Makin sulit Jokowi Rebound di sisa jabatan ini," pungkasnya.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA